Cyber Media
Call Warta: 2981039
Sekelompok remaja tampak berkonsentrasi menatap kartu-kartu yang ada di depannya. Tampaknya, mereka sedang menyusun strategi untuk memenangkan permainan kartu tersebut. Suasana itulah yang tampak pada Liga Bridge Junior 2010. Acara yang dihelat pada Minggu, 3 Oktober 2010 kemarin diikuti oleh 25 kelompok yang masing-masing terdiri dari dua orang. Event yang mengambil tempat di ruang B 1.1, Ubaya Ngagel itu diprakarsai oleh Gabungan Bridge Surabaya (GBS). ”Sebenarnya lomba ini diadakan di Ubaya atas izin Pak Wibi (rektor Ubaya). Kebetulan beliau adalah ketua umum Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang Bridge untuk wilayah Surabaya,” tutur Paramitha Setyaningrum, ketua panitia acara.
Pertandingan yang diikuti oleh mayoritas siswa SMP itu dibagi menjadi enam seri. Setiap seri, diambil tiga poin tertinggi untuk kemudian diakumulasikan hingga didapatkan siapa yang berhak menyandang gelar juara umum. ”Jadi, aturan permainannya, kedua pasangan akan dipertemukan dalam satu meja untuk bermain. Utara vesus selatan, barat versus timur,” jelas Paramitha lagi.
Sebenarnya prinsip memainkan bridge tidaklah rumit, yang penting mengerti dasar bermain ”minuman” dan truff. ”Menurut saya, bermain bridge dapat melatih kerja sama dengan partner, serta logika dapat berjalan dengan lebih baik,” ujar mahasiswi Teknik Industri ITS tersebut. Para peserta pun juga menanggapi positif atas terselenggaranya acara ini. ”Senang juga bisa ikut, karena setahu saya ini liga bridge junior pertama di Surabaya setelah sekian lama vakum. Selain itu, dengan ikut lomba ini dapat menambah jam terbang juga,” cuap Nia, salah seorang peserta. (mry)