Cyber Media
Call Warta: 2981039
Nama besar Ubaya yang dikenal luas merupakan buah kerjasama yang dilakukan Ubaya dengan berbagai pihak. Tak cukup memberi layanan di negeri sendiri, Ubaya ingin menjangkau pula para penimba ilmu dari negara lain. Untuk mengukuhkan posisinya di kalangan internasional itulah Ubaya tak segan menggandeng Konsulat Jenderal (Konjen) asing yang bertugas di Indonesia.
Tepat 1 Oktober 2010, Kristen F Bauer selaku Konjen Amerika Serikat untuk Indonesia melakukan kunjungan resminya ke Ubaya. Disambut hangat di ruang rapat International Village Ubaya Tenggilis, sangat jelas hubungan akrab yang sudah dimiliki Ubaya dengan Konjen AS sebelumnya. Kristen memang saat itu hadir sebagai Konjen baru menggantikan Caryn McClelland.
Kedatangan pertamanya sebagai Konjen adalah langkah awal mengenal Ubaya sebagai kawan lama dalam membina kerjasama. “Penekanan pertemuan kali ini memang perkenalan sekaligus diskusi kemungkinan implementasi program kerjasama lebih lanjut,” terang Adi Teja Kusuma BBus MCom, direktur kantor Hubungan Internasional Ubaya.
Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS sebagai rektor Ubaya menyambut langsung kedatangan Kristen yang didampingi Frank J Whitaker selaku atase kebudayaan dan Emily Yasmin Norris selaku public affairs officer dengan hangat. Hadir pula Prof Ir Lieke Riadi PhD, wakil rektor I Ubaya untuk bersama melakukan sharing mengenai kerjasama yang sudah ada terutama lewat AMINEF yang hadir di Ubaya.
Membahas sekaligus mengevaluasi berbagai masalah yang dihadapi tidak membuat suasana pertemuan itu menjadi kaku. Pihak Ubaya maupun Konjen AS yang hadir dalam pakaian batik nampak menikmati kue dan teh yang dihidangakan sembari membahas solusi dan fasilitas yang bisa saling diberikan. “Kristen memberi cukup banyak saran untuk Ubaya dalam mempromosikan diri lebih efektif,” aku Adi.
Ubaya tak lupa memperkenalkan UTC sebagai kampus III kepada Kristen. “Tanggapan mereka tentang UTC sangat baik, bahkan mereka menyarankan untuk terus mengembangkan UTC yang memiliki konsep lingkungan,” terang Adi. Jika konsep tersebut dikembangkan dengan baik, tak menutup kemungkinan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pelajar Amerika untuk menuntut ilmu di Ubaya.
Acara singkat itu pun diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan dari Ubaya sebagai penanda disambut baiknya Kristen dalam kerjasama ke depan. “Semoga kerjasama ini nantinya tetap langgeng dan lebih erat lagi,” harap Adi. (mei)