Cyber Media
Call Warta: 2981039
Pagi hari pada 10 Agustus 2010, Ubaya kedatangan tamu spesial. Bukan mahasiswa, bukan pejabat negara, tapi mereka adalah pelajar SMA. Pelajar putih abu-abu itu adalah peserta Development Basketball League (DBL) World Camp 2010 bersama National Basketball League (NBL) Australia. Sebanyak 133 campers, panggilan akrab peserta World Camp, melakukan kunjungan ke Ubaya sebagai salah satu rangkaian roadshow mereka. Kedatangan mereka di Ubaya diawali dengan berkumpul di gedung Pascasarjana lantai 3.
“Selamat datang di Ubaya. Sebuah kehormatan bagi Ubaya untuk kedatangan peserta World Camp,” buka rector Ubaya Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS. Menurut prof Wibi, sejak 1963 Ubaya telah berprestasi dalam cabang basket. Bahkan prof Wibi sempat menantang para pemain basket Ubaya agar menang 5 tahun berturut-turut. Alhasil hadiah kunjungan ke Australia diberikan oleh Prof Wibi.
Sejenak, campers terlihat sama dengan tim basket Ubaya melalui kaos berwarna merah menyala dari Ubaya. Melalui kaos yang bertuliskan “Ubaya Love This Game”, tim basket Ubaya hampir tak berbeda dengan para peserta World Camp. Sebagai universitas yang peduli akan bangsa, Ubaya pun berkomitmen mengembangkan generasi muda untuk kesuksesan bangsa salah satunya melalui basket. Prof Wibi mengaku kunjungan kali kedua ini sangat baik karena Ubaya bagus di basket dan senag sekali jika para campers dapat bergabung di Ubaya. “Nilai-nilai yang dipegang dalam basket dan pendidikan hampir sama yakni kepemimpinan, sportif, dan pertemanan,” ungkap prof Wibi.
Pada sesi kedua, disampaikanlah penjelasan tentang kemudahan bagi atlit yang berkuliah di Ubaya. Di kesempatan yang berharga ini, bertindak selaku pembicara adalah Drs ec Bambang Budiarto MSi. Kajur Ilmu Ekonomi ini memberikan segala informasi yang berkaitan tentang kesempatan dan fasilitas para campers jika berkuliah di Ubaya kelak. Mulai dari beasiswa yang dapat dirasakan semenjak Uang Sumbangan Pendidikan (UPP) sampai kemudahan fasilitas yang dapat mendukung belajar selama perkuliahan, misalnya beasiswa. “Tersedia beasiswa bagi atlit basket yakni beasiswa club dan non club. Kesempatan free USP dapat diperoleh,” tukas Bambang.
Inilah momen yang sekiranya ditunggu para campers dari semua pulau di Indonesia ini, bertemu para jawara basket asal Ubaya. Satu per satu pemain basket Ubaya yang memiliki segudang prestasi naik ke atas panggung.Mereka adalah Eilien Pangestu, Sumiati, Irene Gabriele S, Marjorice Fedora, Ernest Koswara, Herman, Jefri, Wijaya, dan Dw.
Tiga pemain NBL Indonesia, Jefri, Wijaya, dan Dwi, mampu membagi waktu dan membanggakan nama Ubaya. Tawa canda para campers memenuhi ruangan. Walau hanya berselang dua jam raut wajah senang terlihat di foto akhir bersama. Sebagai tanda kenang-kenangan, Ubaya dan DBL pun saling bertukar souvenir. Kurang asyik jika mengenal Ubaya dan para pemain basket yang telah membesarkan nama Ubaya.
Para campers langsung diajak merasakan fasilitas Ubaya, yakni dengan bermain di lapangan basket Ubaya. Pertandingan yang menjadi pererat, DBL Free Throw Conga. Game tersebut diikuti 10 peserta. Tiap peserta diadu memasukkan bola dari garis free throw. Bekal utama untuk memenangi game itu adalah memiliki tembakan yang jitu. Sebab, setiap tembakan seorang peserta gagal masuk, saat itu pula dia terancam tersingkir. (rin)