Cyber Media
Call Warta: 2981039
Belajar bahasa Jepang kini sudah lazim ditemui di Indonesia. Bahkan bahasa Jepang menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah. Menilik banyaknya peminat dalam bahasa Jepang, Ubaya Language Center (ULC) mengadakan “Lomba Baca Berita Bahasa Jepang” pada 15 April 2010.
Setelah tahun lalu mengada-kan lomba pidato bahasa Jepang, kali ini ULC memberikan kesempatan kepada para pelajar SMA untuk mendemonstrasikan kemampuan berbahasa jepang dan menjalin pertemanan. Peningkatan peminat pun cukup signifikan. “Tahun ini peminat mencapai 56 orang. Tak ada batasan tiap sekolah mengirimkan anak didiknya. Dua minggu terakhir pun banyak yang daftar,” buka Besin Gaspar, direktur ULC.
Konnichiwa atau selamat siang seringkali didengar dalam lomba yang diikuti siswa SMA se-Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo ini. Sebanyak 30 siswa dari sembilan SMA menjadi peserta lomba bahasa kali ini. Juri yang digandeng oleh ULC yaitu Cicilia Tantri Suryawati, Taeko Ando, dan Fujio Tomita. Satu juri dari Indonesia dan dua native speaker dari negeri sakura itu memiliki kriteria tersendiri dalam penilaian yakni pelafalan/pengucapan, kecepatan dan kelancaran, dan body language.
Melalui undian saat registrasi, Nur Fatimah menjadi peserta pertama. Cewek berpakaian putih itu berbicara bahasa Jepang dengan profesionalnya. Penampilan-penampilan peserta lainnya turut menarik perhatian juri, sehingga 11 orang pun lolos ke babak final. “Seharusnya 10 orang yang lolos. Namun ada peserta yang memiliki nilai sama sehingga juri pun meloloskan 11 orang,” ungkap Cicilia Tantri, pengajar Unitomo.
Bahan berita pun berasal dari berita asli di Jepang. Pada technical meeting peserta sudah mendapat berita. “Dalam bentuk romaji, alphabet seperti Bahasa Indonesia, berita seputar turunnya salju di Tokyo sudah dapat dipelajari peserta, bukan dalam bentuk kanji ataupun hiragana katakana,” ujar Ferry Christian selaku ketua panitia. Ketika babak final, peserta membaca bahan berita langsung ketika di depan. Layaknya pembaca berita, finalis pun membaca berita tentang mekarnya bunga sakura.
Bagi Ayako Masuda, konsultan muda Jepang di Indonesia, pengucapan bahasa Jepang oleh para murid SMA ini sangat bagus. “Penampilan peserta bagus sekali. Nantinya mereka berkesempatan mendapat beasiswa di Jepang dan menjembatani hubungan Indonesia-Jepang,” ungkapnya. “Ada bermacam-macam lomba yang diadakan ULC. Saya berharap acara ini berkembang dan peminatnya bertambah,” ungkapnya dengan berbahasa Indonesia. Begitu pula yang diungkapkan Nur Fatimah, juara I lomba tahun ini. “Saya dapat menyampaikan aspirasi. Semoga tahun depan diadakan lagi,” terang siswi kelas X ini. Juara II diraih oleh Larasasri Ratnaningtyas, siswi SMA Muhamadiyah 2 Surabaya, Desti P. Lestari sebagai juara III, dan Kato meraih juara harapan I, keduanya dari SMAN 7 Surabaya. Sedangkan Rahmania Mawasah asal SMAN 1 Gresik sebagai harapan II. Omedetou gozaimasu! Selamat kepada para pemenang. (rin)