Cyber Media
Call Warta: 2981039
Hypnosis? Apa itu hypnosis? Memang bagi masyarakat luas, istilah ini masih terasa aneh. Namun penjelasan tentang hypnosis itu dapat diketahui secara jelas oleh masyarakat Ubaya, lewat kuliah tamu yang diselenggarakan oleh PIOLK pada 6 Maret 2010 di ruang FG 1.1. Kuliah ini menghadirkan pembicara Mulia Sunarko SSi Apt CHt-QHI dan rekan.
Mulia juga dengan semangat menerangkan secara terperinci bagaimana terapi hypnosis dilakukan, tak lupa ia memberikan topik hypnosis yang sedang marak di kalangan masyarakat. “Permainan hypnosis yang ada di TV, sebenarnya tidak etis. Karena seseorang menyampaikan hal-hal pribadinya, dan itu sebenarnya tidak pantas,” terang alumni FF Ubaya ini. Lebih lanjut, ia juga menerangkan makna dari hypnosis yang sebenarnya. “Hypnosis itu adalah caranya, sedangkan hipnotis itu adalah orang yang melakukannya,” lanjut pria penggemar film kartun tersebut. Ia menerangkan bahwa hypnosis adalah bermain dengan pikiran manusia, dan terapinya, tentu untuk mengembalikan pemikiran manusia agar dapat berpikir positif dan berguna bagi kehidupan.
Pria yang menjadi wakil dari ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) cabang Samarinda itu juga menerangkan bagaimana pandangan tentang hypnosis yang salah beredar luas di kalangan masyarakat. Semisal, masyarakat menganggap hypnosis adalah praktek supranatural, bentuk penguasaan pikiran, hypnosis adalah tidur, dapat mengubah kepribadian, brain washing, dan dapat menyebabkan kelupaan. “Padahal hypnosis seharusnya makin menambah ingatan,” tutur Mulia. Agar para peserta lebih mudah memahami penjelasannya, ia menerangkan tentang hypnosis dengan contoh-contoh yang pasiennya hadapi. Semisal, ia memberikan contoh masalah yang dihadapi oleh anak kecil. Namun pada kelanjutannya, yang diterapi hypnosis bukan anak kecil itu, melainkan orang tuanya.
Tak lupa, agar suasana lebih mencair, sedikit fun game diadakan. Permainan ini tetap berhubungan dengan hypnosis dan diikuti oleh seluruh peserta. Setelah diselingi dengan fun game, Mulia menerangkan bagaimana efektifitas terapi hypnosis lebih tinggi dibandingkan terapi yang lain. “Efektifitas terapi hypnosis bisa mencapai 93%, dibandingkan yang lain, semisal psychotherapy yang hanya 38%, dan Behavior therapy yang 72%,” lanjut Mulia, disertai dengan penunjukkan perbandingannya. Pada akhir kesempatan, ia menjelaskan bagaimana perhatian pemerintah yang masih kurang akan terapi hypnosis ini. “Terapi hypnosis masih disamakan dengan tukang pijat, dan keberadaannya tidak dibawah Depkes, tapi dibawah Disnaker,”kata Mulia dan mendapat gelak tawa dari para peserta.
Pada akhir kesempatan, pemberian kenang-kenangan oleh WR II, Adji Prayitno kepada Mulia Sunarko. Tak lupa, WR II juga memberikan ucapan terima kasih pada pembicara, karena memberikan pengertian yang tepat tentang terapi hypnosis kepada masyarakat Ubaya. Bagaimana? Tertarik mencoba terapi hypnosis? (wmm)