Cyber Media
Call Warta: 2981039
Seiring perkembangan jaman, pahlawan tidak hanya identik dengan perang. Mereka yang telah menghasilkan suatu karya besar juga layak disebut sebagai hero. Seperti halnya guru, mereka memiliki julukan pahlawan tanpa tanda jasa. Guru mempunyai andil besar dalam kehidupan seseorang. Tanpa adanya guru, tidak mungkin orang–orang berdasi dapat menikmati kehidupannya sekarang. Para olahragawan pun pantas menerima gelar pahlawan. Mereka berjuang habis–habisan untuk mengharumkan nama negaranya. Intinya, seorang pahlawan adalah orang yang memiliki sumbangsih besar terhadap banyak orang.
Namun akhir–akhir ini, para kaum muda seolah cuek bebek dengan apa yang sedang dihadapi oleh bangsanya. Berbeda dengan para pahlawan jaman dulu saat terjadi perang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka mengorbankan jiwa raganya untuk bisa memperjuangkan NKRI. Mengapa hal ini dapat terjadi? Kepada siapa kita bertanya? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Kita harus bercermin, sudahkah kita memiliki sifat kepahlawanan?
Harus disadari, untuk menjadi seorang pahlawan, kita tidak harus berperang menggunakan senjata. Namun cukup menggunakan akhlak baik dalam mengisi kehidupan kita. Tidak perlu jauh-jauh, kita bisa mulai menjadi pahlawan bagi lingkungan sekitar kita. Contoh yang paling sederhana, kita bisa menjadi pahlawan bagi keluarga kita sendiri dengan melaksanakan kewajiban masing-masing sebagai seorang suami, istri ataupun anak. Melaksanakan kewajiban seorang suami kepada istri dan anak-anaknya dengan baik, itupun bisa dikatagorikan sebagai pahlawan untuk keluarganya. Kembangkan jiwa rela berkorban, ringan tangan, dan segala macam sifat–sifat positif dalam diri kita, karena itulah sifat yang dimiliki seorang pahlawan. (ryl,bbs)