Cyber Media
Call Warta: 2981039
“Ada orang pintar tapi takut berbagi ilmu, takut nantinya akan tersaing. Tapi buat aku, aku ikut bangga kalau IP temanku bisa naik“
Wajahnya cantik, dan sering menghiasi WU karena prestasi-prestasinya memenangkan berbagai lomba di bidang farmasi. Siapa lagi kalau bukan Lidya Karina, dara cantik berprestasi ini berhasil lulus sebagai wisudawan dengan IPK tertinggi yakni 3,975. Apa saja kiat-kiatnya untuk menjadi seperti sekarang ini?
Lidya, sapaan akrabnya, bukanlah kelahiran Surabaya. Praktis ia harus pandai-pandai beradaptasi di awal masa perkuliahannya. Gadis asli Denpasar, Bali ini sempat merasa minder dengan teman-temannya yang berasal dari Surabaya. “Awalnya sempat minder, takut tidak bisa menyesuaikan diri dengan yang lain,” ucapnya.
Kegiatannya juga tidak hanya kuliah saja. Di luar itu, Lidya mengikuti berbagai organisasi seperti Learning Organization, Cosmetology Study Group, dan Leo Club. Lalu bagaimana ia bisa membagi waktunya? “Tentukan prioritas, kalau bisa dicicil ya dicicil,” lanjut lima besar Putri Ubaya tersebut.
Cewek yang juga doyan masak ini mengaku sempat kena marah dosen karena tidak teliti mengerjakan soal hitungan. Tapi bagi Lidya, hal tersebut bisa dijadikan pembelajaran kedepannya. Lalu, apa saja resep untuk meraih IPK tinggi seperti yang ia miliki? Peraih Juara I Lomba Olimpiade Farmasi Indonesia di Universitas Andalas Padang ini menganggap fokus di kelas adalah kuncinya. Selain itu, rajin bertanya jika ada yang tidak dimengerti kepada dosen yang mengajar.
Tak hanya rajin bertanya, ia pun sering ditanya oleh teman-temannya bahkan adik-adik kelas yang mengalami kesulitan. “Kalau ada yang tanya, aku malah suka. Ada orang pintar tapi takut berbagi ilmu, takut nantinya akan tersaing. Tapi buat aku, aku ikut bangga kalau IP temanku bisa naik,” kenangnya. Wah, sudah cantik, pintar, dan mau berbagi ilmu pula. Siapa yang tidak bangga? (tif)