Cyber Media
Call Warta: 2981039
Dari awal yang tak terduga, muncullah ide untuk membuat tepung talas seperti yang dilakukan Ir Endang Sri Hari Mochni MSc. “Awalnya saya dipanggil teman di Bogor dan di sana sedang panen talas yang berlimpah, dari sana saya tertarik untuk mencoba membuat hal baru untuk talas selain untuk dijual dan dimasak,” tutur Kepala Jurusan Teknik Kimia Ubaya ini.
Sebelumnya talas sudah dicoba untuk membuat kue, tetapi belum bisa sempurna karena tepungnya masih kurang bagus. Dari gagasan tersebut, Endang Srihari bersama rekannya, Farid Sri Lingganingrum MSi mencoba untuk membuat tepung talas dengan menerapkan teknologi kimia.
Endang memikirkan dua cara untuk pembuatannya, antara diparut dan dipotong berbentuk chip. “Pertama dicuci dulu, selanjutnya dikupas lalu sebagian diparut dan bagian lainnya dipotong tipis berbentuk chip. Berikutnya, potongan-potongan tersebut direndam dalam asam nitrat dan dikeringkan dioven selama 6-7 jam. Setelah itu, ditiriskan, dikeringkan, digiling dan akhirnya jadilah tepung talas.” Dari hasil percobaan tersebut, potongan tipis berbentuk chip ternyata lebih memuaskan daripada diparut.
Kandungan dalam tepung talas ini ternyata juga sangat bermanfaat untuk orang yang sedang diet. Kandungan tersebut diantaranya protein sekitar 1,9 persen, karbohidrat sekitar 23,7 persen dan yang paling mengejutkan kandungan lemak hanya 0,2 persen. Wow!
Endang juga menegaskan, “Tepung terigu dengan protein yang paling rendah saja 8-9 persen, tepung talas dapat menghasilkan protein 1,9 persen.” Kandungan serat yang ada pada tepung talas ini cukup tinggi sehingga baik untuk melancarkan pencernaan dan untuk diet.
Ibu yang murah senyum ini juga menambahkan bahwa anak autis tidak boleh mengkonsumsi makanan dari tepung terigu. Saat ini ia sedang meneliti apa kandungan di tepung terigu yang tidak boleh ada di tepung talas. “Harapan saya semoga tepung talas ini bisa menggantikan tepung terigu, apalagi produk ini merupakan produk local,” pesannya. (re1, syn)