Cyber Media
Call Warta: 2981039
IPK tinggi. Itulah yang sering menjadi motivasi mahasiswa untuk belajar sekeras mungkin. Namun tidak begitu halnya dengan Benny Setiawan S Farm, peraih IPK tertinggi FF. “Bagi saya yang terpenting bukan IP, melainkan saya mempunyai kemampuan atau tidak,” ujar pemilik IPK 3,867.
Berkat skripsinya yang berjudul “Modifikasi Metode Isolasi DNA Biji Kedelai (Glycine max (L) Merill)”, Benny berhasil lulus menjadi sarjana Farmasi dengan waktu studi hanya 7 semester. Seakan tak cukup, Benny juga menambah daftar prestasinya dengan menjuarai berbagai lomba di luar Ubaya semasa masih aktif berkuliah. Kelahiran 20 Juli 1990 ini sempat tercatat sebagai Juara II Mahasiswa Berprestasi tingkat Kopertis wilayah 7 (Jatim) dan juara I lomba
Farmasi Klinis dalam Olimpiade Farmasi Indonesia (OFI) III tahun 2011.
Tidak seperti kebanyakan mahasiswa yang sering menerapkan Sistem Kebut Semalam (SKS), Benny terbiasa membaca-baca lagi materi kuliah beberapa minggu sebelum ujian. Mendengarkan dengan baik saat dosen menerangkan juga menjadi salah satu resep suksesnya dalam belajar. “Biasanya saat dosen menjelaskan, saya sudah dapat menyerap materi sebesar 50-60%,” ujar cowok yang mengaku tipe audiovisual.
Selain kuliah dan mengikuti berbagai lomba, penghobi bulutangkis ini juga terlibat aktif di ormawa. Bahkan Benny sempat menjabat sebagai sekretaris jendral (sekjen) DPM FF selama satu periode. “Pernah juga menjadi panitia lepas Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Olimpiade Kimia” tuturnya. Walaupun sempat kewalahan membagi waktu, bahkan pernah tidak kuliah karena kesibukan dalam tugas kepanitiaan, hal itu tidaklah menjadi hambatan. “Yang penting tanamkan dalam diri bahwa segala sesuatu tak ada yang tak mungkin asalkan kita berusaha,” tutup cowok yang akan mengambil studi apoteker. (puz/wu)