Cyber Media
Call Warta: 2981039
Bagi banyak orang, sampah merupakan barang yang sudah tidak berguna. Namun tidak bagi Ir Natalia Suseno M Si. Mengolah sampah yang tak berguna menjadi sesuatu yang berguna merupakan hal yang selalu ingin diperjuangkan oleh beliau.
Diawali dengan adanya dana penelitian dari CBIS Ubaya pada tahun 2000, Natalia dan tim dosen melakukan penelitian kertas dengan bahan baku serat daun nanas. Kertas yang dihasilkan mempunyai kekuatan tarik dan tingkat warna putih yang tinggi. “Namun kesulitan memisahkan serat dari daun nanas membuat ongkosnya menjadi mahal,” ungkap dosen Teknik Kimia ini. Penelitian pun berlanjut dengan mengganti bahan baku yang awalnya serat daun nanas menjadi serat garut. Kelemahan kertas yang dihasilkan dari serat garut berwarna kekuning-kuningan.
Kendala dan kesulitan pun menjadi warna tersendiri dalam menghasilkan produk kertas yang sesuai dengan spesifikasi standar. Namun hal tersebut tidak membuat semangat Natalia surut. Pada tahun 2008, Natalia melanjutkan penelitian pembuatan kertas menggunakan selulosa dari jerami, yaitu batang padi yang sudah dituai. Natalia juga menggunakan unsur warna putih dari kertas HVS bekas untuk meningkatkan warna kertas dari serat tanaman yang cenderung sedikit kuning. Proses pembuatannya tidaklah terlalu rumit. “jerami digiling sampai kehalusan tertentu, lalu dimasak dalam reaktor kimia untuk proses delignifikasi (penghilangan zat perekat). Setelah itu baru dicampur dengan HVS bekas yang sudah digiling. Kertas HVS bekas tak perlu dimasak, karena sudah terjadi proses delignifikasi,” jelasnya.
Meskipun dari segi penampilan, hasil kertas buatannya tidak bisa sebagus kertas HVS buatan pabrik yang menggunakan peralatan atau mesin yang canggih, tetapi bu Natalia tidak menyerah begitu saja. Struktur gramature kertas yang tidak rata dari pembuatan kertas secara manual diperbaiki kualitasnya dengan menggunakan bantuan alat. “Saya dapat dana Lemlit Ubaya sebesar 12,5 juta untuk penelitian tingkat madya yang saya gunakan untuk membuat peralatan cetak dan hot press. Dengan menggunakan peralatan ini hasil gramatur kertas menjadi jauh lebih baik. Sebenarnya bila diberi bermacam aditif hasilnya bisa cukup bagus, tetapi saya juga memperhitungkan nilai ekonomis, bila kertas dengan jerami lebih mahal maka orang akan memilih membeli HVS biasa,” tutupnya.(vqs)