Cyber Media
Call Warta: 2981039
”Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik dengan Daya Pola Pengasuhan Orang Tua”. Itulah judul skripsi yang membawa Yudhi Prasetya SPsi lulus dari fakultas ungu dengan predikat cum laude. Yudhi berhasil lulus dengan IPK 3,56.
Bagaimana kiat-kiat sosok pendiam ini berhasil lulus dengan predikat cum laude? Ia mengaku lebih banyak bersosialisasi sejak masuk Ubaya yang multikultur. Yudhi juga mengaku tak punya kiat atau trik-trik khusus untuk belajar. “Yang penting kalau dosen menjelaskan itu didengarkan, saya lebih memilih mendengarkan daripada mencatat,” tutur cowok penyuka Chinese food ini.
Yudhi yang mengambil konsentrasi Psikologi Perkembangan ini menuturkan bahwa ia mengisi hari-harinya dengan memberi les, namun ia tetap memprioritaskan kuliah. “Waktunya disesuain kuliah, kalau tidak ganti hari,” jelasnya. “Saya membiasakan untuk mengatur jadwalnya memberi les dari jauh-jauh hari,” lanjut Yudhi.
Pemilik motto “Terus Berusaha” ini berharap agar mahasiswa dapat terus berkembang dan maju. “Saya tidak terjun di ormawa karena melihat banyak mahasiswa yang aktif di ormawa namun belum mampu mengatur waktu dengan baik sehingga kuliahnya tersendat,” ungkap penghobi mengajar ini.
Cowok asli Jombang ini mengaku bahwa dosen yang perfeksionis, sulit mengatur waktu dan rasa malas merupakan tiga hal yang menjadi kendalanya dalam menyelesaikan skripsi. ”Kebanyakan mahasiswa kelabakan menghadapi skripsi padahal sebenarnya skripsi hanya mempengaruhi IPK sangat sedikit, yang penting materi-materi selain skripsi,” ungkap penyuka soda gembira ini. ”Hilangkan rasa malas, daripada Sistem Kebut Semalam (SKS) lebih baik dengarkan dosen dan dimengerti,” tutup Yudhi. (moe)