Cyber Media
Call Warta: 2981039
Dosen Ubaya kembali mengukir prestasi di tingkat internasional lewat suatu paper berjudul ‘A Proposed Integrative Framework of Kansei Engineering and Kano Model Applied to Service’. Karya tulis yang dipresentasikan Markus Hartono ST MSc CHFP (Certified Human Factors Professional) dalam the 2nd International Research Symposium in Service Management (IRSSM). Dosen Teknik Industri Ubaya (TI) ini bahkan sukses menggondol dua penghargaan dalam acara yang dihelat pada 26-30 Juli 2011 tersebut.
Markus meraih penghargaan yaitu Best Paper Award dan Young Service Researches Award. Best Paper Award adalah penghargaan bagi sepuluh paper terbaik seputar perkembangan dalam bidang pelayanan yang disaring dari sekitar 72 karya dari berbagai universitas terkemuka di dunia. Sedangkan Young Research Award adalah penghargaan bagi empat peneliti muda terbaik dari sekitar 150 peserta. Adapun Simposium yang diselenggarakan di Yogyakarta ini bertujuan mewadahi dan memotivasi para researchers untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan, serta menjalin networking dalam rangka kolaborasi dan pengembangan lebih jauh dunia layanan.
“Saat ini service adalah tren terbaru di era globalisasi sehingga penelitian dan pengembangan terhadap hal ini sangat berguna untuk mengetahui dampaknya terhadap perekonomian baru,” terang kelahiran 8 Maret 1978 ini. Dosen yang sedang menyelesaikan S3-nya di National University of Singapore (NUS) ini mengaku membutuhkan waktu sekitar enam bulan demi melakukan penelitian di dua tempat yaitu Singapura dan Indonesia. Dalam penelitiannya, alumni TI Ubaya angkatan 1996 ini berfokus pada aspek attractive emotional needs. “Contohnya, kita memberikan pelayanan yang sebelumnya tidak disangka oleh customer namun bisa memberi kepuasan yang besar jika diberikan,” ujarnya.
Dosen yang mewakili Ubaya dan NUS dalam IRRSM ini berpesan agar jangan pernah menyepelekan pelayanan dalam kerja jika melayani customer. “Selama kita berhubungan dengan customer, kita pasti membutuhkan service untuk menjembatani provider pada customer,” pesan Markus.
Zulaicha Parastuty ST MSc, salah satu rekan Markus di Laboratorium Engineering Management Ubaya mengungkapkan bahwa Markus memang sosok ahli di bidang human factor engineering, kansei engineering, dan ergonomics. Zulaicha juga menuturkan bahwa Markus yang meraih beasiswa S2 dan S3 di NUS memang aktif menulis jurnal dan mengikuti seminar untuk menambah pengetahuan. “Dia termasuk dosen gaul yang sering bercanda namun cukup serius. Semoga dia bisa terus berkarya untuk TI Ubaya,” ucapnya. (caz)