Cyber Media
Call Warta: 2981039
Ubaya mendapat pengakuan dari dunia internasional lewat keikutsertaan salah satu dosennya dalam forum bertitel International Cooperation for Education about Standardization (ICES) dan World Standard Cooperation (WSC) di Guangzhou, China. Adalah Muhammad Rosiawan, M.T., seorang dosen Teknik Industri (TI) Ubaya yang mendapat kesempatan untuk menjadi delegasi dalam forum tersebut. Diselenggarakan pada 25-29 Juli kemarin, dosen yang akrab disapa Rosi ini mengungkapkan bahwa keikutsertaannya ini berkat kerjasama Ubaya dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Pria berkacamata ini menuturkan bahwa bentuk realisasi dari kerjasama ini adalah pengembangan mata kuliah standardisasi di jurusan TI yang dipantau langsung oleh BSN. Dosen yang juga merupakan manager Quality Assurance (QA) Ubaya ini memberikan tugas pada mahasiswa untuk membuat game-game populer terkait Standar Nasional Indonesia (SNI). Selanjutnya hasil karya mahasiswa tersebut dibawa pada Musyawarah Wilayah Masyarakat Standardisasi Jawa Timur yang dihadiri oleh sekitar 120 stakeholder. “Pada musyawarah tersebut, BSN menilai Ubaya paling siap dan aktif dalam pendidikan standardisasi dibandingkan 23 universitas yang lainnya. Dari situ, saya dikirim untuk menjadi wakil dalam ICES dan WSC 2011 ini,” tutur Rosi.
Menjadi delegasi dalam forum internasional, Rosi membawa hasil karya mahasiswanya berupa Monopoli SNI, UNO Card SNI, dan puzzle SNI untuk dipamerkan dalam acara tahunan tersebut. Pria ramah ini menceritakan bahwa beberapa perwakilan dari kalangan internasional seperti Prof. Masami Tanaka dari Japanese Standards Association, Dr. Ir. Henk J. de Vries dari Erasmus University, serta Choi, Donggeun dari Korean Standards Association memberikan tanggapan yang sangat baik terhadap buah karya mahasiswa Ubaya. “Mereka menilai media pembelajaran Ubaya sudah bagus sebagai standardisasi,” ucapnya.
Sepulang dari forum ini, alumnus ITS tersebut juga membawa berita baik tentang terpilihnya Indonesia sebagai host ICES tahun depan. “Semoga Ubaya bisa tampil lebih baik lagi nantinya, dan menjadi pelopor dalam pendidikan standardisasi. Karena suatu negara bisa maju kalau menerapkan standardisasi secara konsisten.” tutupnya. (caz,puz)