Warta
UBAYA
26-04-2025
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Profil
- Kembangkan Obat Baru, Lulus Suma Cum Laude
“Senang sekali bisa lulus lebih cepat, juga mendapatkan predikat suma cum laude,\" perasaan bahagia itulah yang diungkapkan Evelyn Febriany Kohartono SSi, wisudawan Teknobiologi. Saat ditanya tentang perjuangan menyelesaikan studi S1-nya, pemilik IPk 3.905 ini mengungkapkan, “Walaupun skripsi saya terlihat sulit, namun itu sebenarnya simpel sekali. Sampai-sampai dosen merasa itu kurang menantang untuk saya”.
Hanya saja yang membuat capek dan menguras banyak waktu adalah obyek penelitiannya dalam jumlah banyak. Obyek penelitiannya sendiri adalah mencit, yaitu sejenis tikus putih yang ukurannya lebih kecil daripada tikus biasa. Mencit sering dipakai dalam penelitian, terutama dibidang uji klinis pengembangan obat baru. Skripsi Evelyn sendiri mengangkat tentang Quorum Sensing (QS), yaitu mekanisme komunikasi bakteri dimana bakteri mengeluarkan sinyal. Jika sinyal yang disampaikan banyak, gen untuk produksi faktor virulensi akan aktif dan bakteri menyerang sel host. Ia memakai ekstrak pala yang dari penelitian sebelumnya diketahui dapat menginduksi QS. Hipotesisnya,jika QS diinduksi, faktor virulen akan diproduksi lebih awal sebelum jumlah bakterinya banyak, jadi bisa dibasmi dengan sistem imun tubuh.
Jadi skripsi ini arahnya ke pengembangan obat baru. Dengan ekstrak pala ini isa buat mencegah atau mengurangi infeksi bakteri. Bakteri yang dipakai adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa. “Prosedur perawatan mencit ini ribet karena tiap hari harus memberi makanan dan minum. Belum lagi kandangnya sangat bau sangat bau,” kenang Evelyn saat menyelesaikan skripsinya.
Menyinggung bagaimana cara ia mendapatkan IPk suma cum laude, Evelyn memberkan jawaban yang bijak. “Tidak ada kiat khusus untuk mendapatkan IPk terbaik, hanya yang terpenting kita harus menemukan cara belajar yang sesuai,” tukas Evelyn. (moe)
[ Posted 05/04/2011 oleh welly ]