Cyber Media
Call Warta: 2981039
Saat ini, sudah mulai banyak mahasiswa yang lulus dalam waktu tujuh semester. Namun yang cukup jarang adalah mahasiswa lulus 3,5 tahun dengan predikat cumlaude. Salah satu cewek yang mengalami hal tersebut adalah Rini Handini SKom.
Mengusung skripsi berjudul “Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Bahan Pangan Berbasis Web”, cewek penghobi nonton, makan, jalan-jalan dan tidur ini berhasil meraih IPK 3,76. “Ide awal pemilihan judul ini karena susah sekali untuk mendapat topik dari dosen gara-gara harus bersaing dengan anak-anak angkatan 2005 yang saat itu juga ramai mencari topik. Akhirnya waktu pertengahan semester enam, kebetulan ada dosen yang butuh aplikasi ini, jadi sekalian aku jadikan judul TA,” tutur cewek kelahiran 5 Agutus 1988.
Membuat suatu TA diakui Rini tidaklah mudah. Meski cewek penyuka coto makassar ini termasuk mahasiswi berprestasi di jurusannya, tetap saja hambatan dan halangan tidak lepas dari pembuatan skripsinya. “Selain faktor mood, laptopku juga dua kali bermasalah. Belum lagi aku juga ikut dua lomba pemrograman mewakili Ubaya, jadilah waktuku tersita untuk persiapan intensif, dan juga pembuatan skripsi,” urainya. Dan terbukti, perjuangan kerasnya memang tidak sia-sia. Rentang waktu selama kurang lebih empat bulan pun dihabiskan Rini untuk menyelesaikan skripsinya. Tidak hanya itu, meski sibuk berkutat dengan TA-nya itu, cewek yang pernah menjabat sebagai maping ini juga mampu lolos ke babak final di dua lomba yang diikutinya. “Ikut lomba-lomba ini merupakan salah satu pengalamanku yang paling berharga selama di Ubaya,” tuturnya.
Menjalani kuliah selama kurang lebih 3,5 tahun di jurusan Teknik Informatika Ubaya, dan kemudian lulus, tentulah me- ninggalkan banyak kenangan manis bagi mahasiswi angkatan 2006 ini. “Banyak suka dan duka yang aku dapatkan selama ini. Suka karena memperoleh banyak teman dari berbagai angkatan, jurusan, dan fakultas. Duka kalau di Ubaya sudah banjir!” kenangnya lalu tertawa.
Cewek yang pernah menjadi asdos dan student employee laboratorium simulasi ini menuturkan bahwa kondisi banjir sering mempengaruhi efektivitasnya dalam belajar dan mengerjakan tugas, baik sendirian maupun bersama teman-temannya dulu. “Pengalaman nggak bisa pulang gara-gara banjir benar-benar pengalaman nggak terlupakan buat aku,” jelasnya.
Di akhir wawancara, cewek yang sekarang sudah bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan elektronika terkemuka di Surabaya ini hanya berpesan agar para mahasiswa tetap semangat belajar dan fokus pada tujuan. “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Di mana ada usaha, di situ ada kesuksesan,” terangnya penuh semangat. Pemilik motto ‘Do the best for everything you must do’ ini juga berharap agar Ubaya dapat lebih memperbaiki fasilitas internet yang ada dan mengatasi masalah banjir. “Semoga Ubaya dapat semakin maju dan lebih berkembang dibanding universitas-universitas lainya,” tutup cewek manis ini.
(caz)