Cyber Media
Call Warta: 2981039
Fasilitas lengkap yang ditawarkan suatu universitas pasti tak lengkap tanpa adanya lahan parkir. Sepele sebenarnya, namun sangat vital…
Dihadapkan pada pilihan memarkir kendaraan di lahan milik Ubaya atau di lahan liar, George Jayadi dengan mantap menjawab lahan parkir Ubaya. Mahasiswa FP ini mempertimbangkan tidak adanya pungutan biaya dibanding jika parkir di parkiran liar. “Kalo ada yang gratis, ngapain harus bayar,” tukas mahasiswa angkatan 2010 ini.
George sendiri mengaku pernah sesekali parkir di luar lahan resmi Ubaya karena terpaksa. “Dipungut dua ribu rupiah, meski nggak harus bawa STNK sih,” kenang asli Surabaya ini. Sebagai salah satu mahasiswa yang setia dengan parkiran Ubaya, ia merasa masih ada beberapa kekurangan yang seharusnya bisa diperbaiki demi peningkatan kualitas. “Banyak mahasiswa yang parkir nggak teratur, yang seharusnya masih bisa untuk satu kendaraan lagi jadi nggak bisa akhirnya,” sambung penghobi game ini.
Namun, secara umum George mengaku tak masalah dengan fasilitas penunjang lainnya. “Lahannya luas, kamar mandinya lumayan bersih, sayang sih terpisah dengan kampus. Kalo telat jadi makin telat deh,” pungkasnya. Ia menitipkan saran agar sebisanya ada petugas yang membantu mengatur kendaraan agar lebih teratur. Selain itu, armada bus yang dipakai juga perlu ditambah jumlahnya. “Biarpun jadi bisa lama lihat cewek-cewek Ubaya yang cantik sambil nunggu bus, kalau telat kuliah kan repot juga,” tutupnya sembari tertawa. (iuz/wu)