Cyber Media
Call Warta: 2981039
Penasaran dengan judul di atas? Wajar, karena kebanyakan orang menganggap keberadaan para perokok aktif mengganggu lingkungan. Tapi nyatanya tidak semua perokok aktif mengganggu lho. Contohnya saja Drs. Ec. Nuryanto, MM. Kaprodi Sekretari tersebut bersedia membagi pengalamannya seputar rokok.
Pria yang tinggal di kawasan Rungkut ini mengaku telah merokok sejak tahun 1975 atau ketika ia masih duduk di bangku kuliah. Awalnya ia merokok karena pengaruh lingkungan. “Ya awalnya karena lingkungan, tapi lama-lama jadi kebiasaan bahkan kebutuhan,” akunya.
Nur menceritakan bahwa pada saat ia muda, dirinya sempat didoktrin oleh dokter menderita jantung bocor. Kemudian dokter menyarankan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan seperti kafein atau nikotin. Tidak banyak yang tahu bahwa zat yang terkandung dalam sebatang rokok, yang tidak lain adalah nikotin, dapat menstimulasi kerja jantung.
Ia mengaku dalam sehari bisa menghabiskan sebungkus rokok. Soal anggaran, ia tidak pernah menetapkan anggaran khusus untuk membeli rokok. “Tidak ada anggaran khusus, tergantung kantong lah, kalau ada uang ya beli, kalau lagi mepet ya nggak beli,” ungkapnya tertawa. Untung keluarganya memperbolehkan ia merokok, asalkan tidak di dalam rumah.
Selama ini, penghobi mancing tersebut juga tidak merasakan adanya gangguan kesehatan karena merokok. Bapak dua anak ini juga tidak pernah mengurangi intensitas merokoknya. Meskipun begitu, ia merasa pemberlakuan larangan merokok di tempat umum masih kurang dipatuhi oleh perokok aktif. Banyak orang yang merokok padahal jelas tertulis bahwa tempat mereka merokok adalah area no smoking. Inilah yang membuat stigma negatif masyarakat tentang perokok aktif. Diakhir wawancara, Nur berpesan agar para perokok tidak mengganggu orang lain. “Yang penting jangan mengganggu orang lain, merokoklah di tempat-tempat yang bertanda smoking area,” tutupnya. (tif/wu)