Cyber Media
Call Warta: 2981039
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) lekat dengan sosok lemah yang tak punya harapan hidup dan menanti ajal menjemput. Namun stigma tersebut dibantah betul oleh Mia Haris, seorang ODHA yang kini aktif menyemangati sesama penderita.
Tak jelas mengapa Mia bias terjun dalam dunia abu-abu yang membuatnya sering bergonta-ganti pasangan. Ia yang terlahir sebagai pria, akhirnya memutuskan memenuhi panggilan dirinya untuk tampil sebagai seorang wanita. Hingga pada 2005 lalu, ia menderita batuk dan diare yang tak kunjung sembuh dalam waktu dua minggu meski segala upaya pengobatan telah dilakoninya. Seorang rekan pun menyarankannya untuk menjalani serangkaian tes kesehatan di Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (Upipi) RSUD Dr Soetomo Surabaya. “Saya sempat kaget juga dengan hasil tes yang menyatakan saya positif mengidap AIDS,” kenangnya.
Kejatuhan mental pun dialaminya mendengar putusan dokter yang tak mungkin salah itu. “Selain sering berganti pasangan, saya mungkin terjangkit karena sering melakukan anal dan oral sex,” lanjut aktivis AIDS di berbagai media ini. Syukurlah berkat dukungan dari keluarga yang terus memacu semangat hidupnya, Mia bisa menerima keadaannya dan menjadikan hal tersebut sebagai ujian dari Tuhan untuk membentguk dirinya. “Support dari keluarga, teman, dan tim medis yang menanganiku lah yang membuatku bias bertahan hingga kini,” tegasnya.
Bermodal tekad melawan penyakitnya, ia mulai rajin minum obat dan check-up hingga kini bisa tampil sehat seperti sedia kala. Ia memang belum sembuh, namun kegigihannya untuk terus hidup member rona kehidupan tersendiri baginya. Ia juga tetap rajin mengikuti anjuran dokter meski telah sehat. “AIDS itu kan harus diobati seumur hidup, saya harus rajin mengikuti saran dokter,” kisahnya lagi. Kini, Mia pun diangkat menjadi salah satu staf Upipi sekaligus pendamping penderita lain yang membutuhkan dukungan.
“Senang rasanya bias melihat penderita lain memiliki semangat hidup lagi dengan meniru semangat saya,” ucapnya bangga. Namun, ia juga menyayangkan beberapa penderita yang malu untuk terbuka sekalipun pada sesama ODHA. Melihat data statistik yang tercatat dari bulan September hingga bulan November 2011, ternyata jumlah ODHA cukup fantastis. Ada 864 penderita di bulan September 2011, 964 pasien di bulan Oktober 2011 dan ada 1049 pasien di bulan November 2011. “Saya sendiri sebagai penderita cukup prihatin dengan hal ini karena saya pribadi berharap tidak banyak pasien baru lagi yang menjadi penderita AIDS,” tutupnya. (eph/wu)