Cyber Media
Call Warta: 2981039
Jalinan persahabatan memang menyenangkan namun kadang tak luput dari gejolak terutama bagi pasangan sahabat berbeda gender. Sering kali muncul rasa menyayangi dan berharap persahabatan itu berubah pada hubungan yang lebih dekat atau pacaran. Namun ada pula yang kukuh mempertahankan persahabatan dan menutupi rasa cinta karena berbagai alasan seperti yang dilakukan Ewaldo Shael, mahasiswa FH Ubaya.
Ewaldo mengaku jatuh cinta pertama kali pada sahabat yang paling lama dimilikinya. “Kami bersahabat sejak usia empat tahun sampai sekarang. Dulu sadar kalau suka ketika awal masuk SMP,” ungkap angkatan 2008 ini. Sahabat ceweknya pun ternyata menaruh perasaan yang sama karena sudah merasa nyaman ketika bersamanya. Sayangnya, usia yang terlalu dini membuat orang tua kedua pihak melarang keduanya berpacaran. “Waktu itu memang terlalu muda jadi nggak mungkin buat pacaran. Apalagi orang tuaku memang tergolong peduli dalam masalah pacaran,” lanjutnya.
Selain bersama sahabat yang sudah berjalan 17 tahun itu, Ewaldo memang pernah beberapa kali merasakan hal serupa pada sahabat ceweknya yang lain. Hasil akhirnya pun sama yaitu mereka tetap tidak pacaran. Misalnya, karena orang tua keduanya sudah saling kenal sehingga hubungan mereka akan terasa aneh jika anak-anaknya berpacaran. “Lagian, kalau pacaran memang ada yang namanya mantan pacar. Beda dengan persahabatan yang nggak kenal istilah mantan sahabat,” pungkas asli Surabaya ini.
Pernyataan tersebut terlontar karena menurut pengalaman, setelah mengenal lebih dalam ia merasa adanya ketidakcocokan sifat dengan sahabatnya itu. “Daripada dipaksakan, ya lebih baik sahabatan aja,” tukasnya. Untunglah sampai saat ini hubungan dengan sahabat yang pernah disukainya masih berjalan seperti biasa. “Kalau sahabatan, kita bisa sharing apa adanya, kalau pacaran mungkin ada yag ditutupi karena sungkan atau jaim,” tutupnya. (art)