Warta
UBAYA
17-05-2025
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Poling
- Pilih Jamu daripada Obat Dokter
Dalam kehidupan serba praktis, mengkonsumsi obat tradisional merupakan hal yang sudah ketinggalan zaman alias kuno. Banyak orang mulai meragukan khasiat obat-obatan tradisional ini. Padahal ramuan berbahan herbal tersebut memiliki banyak khasiat. Irena Yeremia Ohny, mahasiswa Ubaya sekaligus pengkonsumsi obat tradisonal telah membuktikan khasiatnya.
“Dibanding obat dokter, minum jamu lebih cepat sembuh. Minumnya cukup satu kali maksimal dua kali sudah sembuh,” terang mahasiswa FH. Tak hanya itu, obat dokter juga agak mahal, belum lagi aturannya minumnya yang ribet. “Kemana-mana harus membawa obat,” tegas cewek asli Kediri.
Kebiasaanya meminum jamu, dimulai Irena sejak duduk di bangku SMP. Setelah mendapat rekomendasi dari orangtua dan tetangga. “Dulu aku pernah minum saat sakit gabaken, panas, batuk, dan pilek. Seringnya sih saat waktu nyeri haid,” beber kelahiran 10 Januari 1988.
Penyuka nasi pecel ini, biasanya membeli obat tradisional dari toko jamu dekat rumah. “Terkadang aku buat sendiri,” bebernya. Cara pembuatannya cukup mudah. “Kalau sakit haid, cukup kunir asem dicampur dengan gula merah,” ujar penggemar minuman kunir asem, beras kencur, dan sinom.
Sampai-sampai, hampir semua temannya, selalu disarankan minum jamu saat sakit. “Bahannya alami, jadi lebih aman tanpa bahan pengawet, efek sampingnya kecil,” paparnya. Dirinya sendiri mengakui kalau jamu itu pahit. “Ditahan saja, kan setelah itu bisa makan permen,” tukas penghobi masak dan makan. (art)
[ Posted 26/03/2011 oleh welly ]