Warta
UBAYA
17-05-2025
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Poling
- Sugesti Keseimbangan Power Balance
Inovasi produk seolah nggak pernah ada matinya. Salah satunya, dibidang kesehatan. Power Balance (PB) adalah sebuah inovasi baru yang sedang tren di kalangan masyarakat. Bekerja sebagai penyeimbang tubuh, gelang ini telah sukses menyedot banyak konsumen dari berbagai usia untuk membelinya. Lalu, bagaimana tanggapan Listyo Yuwanto, salah satu dosen laboratorium Psikologi Umum Fakultas Psikologi Ubaya mengenai kinerja PB bila ditinjau dari bidang psikologi?
Dosen yang biasa dipanggil Lis itu menjelaskan bahwa PB lebih bekerja sebagai suatu sugesti bagi pemakainya yang percaya bahwa dengan memakai PB maka ia akan mendapatkan keseimbangan tubuh. ”Contohnya, seseorang diminta untuk berdiri dengan satu kaki kemudian disenggol, orang tersebut jatuh,” tutur penyuka warna merah ini. “Namun bila orang tersebut menggunakan PB, bila dilakukan percobaan yang sama, orang tersebut tidak jatuh,” tambahnya. Dari percobaan ini membuktikan bahwa keseimbangan sebenarnya telah ada pada tubuh manusia. Pengatur keseimbangan dalam tubuh sendiri terdapat pada cerebelum di otak kecil, rumah siput di telinga, mata, dan rotioseptic yang terdapat di otot. Semua pengatur keseimbangan dalam tubuh bekerja dan beradaptasi dengan situasi tubuh agar tetap seimbang.
Menurut pria asal Blitar ini, sugesti PB sendiri menjadi positif karena potensi keseimbangan yang telah terkandung di dalam diri seseorang ditambah dengan kepercayaan diri saat memakai produk tersebut. Hal itu membuat performa orang tersebut menjadi lebih baik. “Namun menjadi negatif bilamana potensi keseimbangan yang terkandung di dalam diri orang tersebut rendah,” ujar kelahiran 1980 ini.
Dari sisi ilmiah, penghobi traveling ini menuturkan bahwa belum terdapat penelitian-penelitian yang mendukung mengenai kinerja PB terhadap keseimbangan tubuh. Ia pun menjelaskan bahwa temuan-temuan seperti ini dapat digolongkan sebagai siodo, yaitu sesuatu yang seolah-olah ilmiah namun belum tentu ilmiah.
Lulusan Magister Psikologi Ubaya ini pun berpesan kepada seluruh pembaca WU. “Saat akan membeli suatu produk atau barang, sebaiknya kita sebagai konsumen harus kritis terhadap kegunaan produk tersebut dan juga kebutuhan kita sebagai konsumen,” ucap Lis. Selain itu, bila diperlukan mencari literatur yang menunjang agar menjadi jelas akan kaitan kegunaan produk tersebut dengan efek yang ditimbulkan pada diri kita. (sv4,rel)
[ Posted 04/01/2011 oleh welly ]