Cyber Media
Call Warta: 2981039
WU sebagai sebuah media komunikasi tak hanya terbatas untuk civitas akademika Ubaya saja. Secara luas, WU juga didistribusikan pada alumni dan banyak SMA yang tersebar di seluruh Indonesia. Menginjak usia ke-16, bagaimana sih kehadiran WU di mata seorang guru SMA? Untuk tahu jawabannya, WU mewawancarai Titiek Herawati SS, salah seorang guru pengajar Bahasa Indonesia (BI) di SMA YPPI I Surabaya.
Wanita ramah ini mengaku mengetahui dan membaca WU mulai dari tiga tahun lalu karena siswanya terlibat dalam Gerbang (tabloid suplemen WU untuk siswa SMA). Rasa ingin tahu pada apa yang dilakukan dan didapat siswanya di Gerbang pun memperkenalkannya pada WU. Menurutnya, tiga tahun mengikuti perkembangan WU, ada perubahan ke arah lebih baik terutama pada layout. “Buat saya, layout yang sekarang lebih tertata dan menarik dibanding dulu,” ungkap penghobi nyanyi dan membaca ini.
Guru yang sudah mengajar selama hampir 13 tahun ini merasa mendapat pengetahuan baru lewat WU. Selain membahas berbagai kegiatan di Ubaya, rubrik yang ada juga cukup baik karena temanya selalu mengikuti dinamika pembaca. “Uniknya, bahkan ada ucapan ulang tahun dan belasungkawa di WU,“ pungkasnya. Hal itu makin menonjolkan kekeluargaan yang tercipta di Ubaya sendiri lewat WU.
Ditanya soal eksistensi WU, Titiek sangat mendukung berbagai kegiatan yang sudah dilakukan terutama dengan menggandeng siswa siswi SMA. “Diklat yang dibuat oleh WU sangat bermanfaat. Apalagi pembicaranya sudah mumpuni, baik dari WU maupun Kompas,“ tukasnya. Sebagai guru BI, diklat sejenis itu memperjelas pada peserta bahwa dunia jurnalistik tidak sesulit yang mereka bayangkan. “Nilai lebihnya, mereka punya media praktik menulis langsung di Gerbang,“ imbuh Titiek.
Titiek berharap dengan bertambahnya usia, WU terus konsisten memberi informasi pada masyarakat luas. Perubahan menuju WU lebih baik juga diharap selalu dinamis mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. “Selamat ulang tahun WU, semoga makin eksis dan terus maju,“ ucap Titiek. (mei, sv2)