Cyber Media
Call Warta: 2981039
“Apa sih Perangkat Lunak Bebas itu? Apakah itu Freeware? “
Pertanyaan tersebut mungkin sering tersirat dibenak kita.”Perangkat Lunak Bebas ialah soal kebebasan, bukan soal harga. Jika membicarakan perihal perangkat lunak bebas, sebaiknya jangan menggunakan istilah seperti cuma-cuma, gratisan, dan sejenisnya karena istilah tersebut mengacu pada harga, dan bukannya kebebasan,” buka Gde Bagus Aryana, Manajer Infrastruktur Komputasi dan Telekomunikasi SIM Ubaya.
Perangkat Lunak Bebas mengacu pada kebebasan para penggunanya untuk menjalankan, menggandakan, menyebarluaskan, mempelajari, mengubah dan meningkatkan kinerja perangkat lunak. Dalam hal ini kebebasan untuk medapatkan source codenya menjadi prasyarat mutlak yang mengacu pada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak yaitu :
• Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja.
• Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
• Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama Anda .
• Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya masyarakat luas sehingga semua menikmati keuntungannya.
“Sebenarnya, tanpa kita sadari beberapa aplikasi yang sering kita pakai merupakan perangkat lunak bebas. Salah satu contohnya adalah Mozilla Firefox. Jika kita search di Google maka kita bisa mendapatkan source code dari Firefox. Dengan mengetahui source dari Firefox ini kita dapat memodifikasinya sesuka hati,” ungkap Gde Bagus.
Suatu program merupakan Perangkat Lunak Bebas, jika setiap pengguna memiliki semua dari kebebasan tersebut. Dengan demikian, anda seharusnya bebas untuk menyebarluaskan salinan program itu, dengan atau tanpa modifikasi, secara gratis atau pun dengan memungut biaya. Kebebasan untuk melakukan semua hal di atas berarti Anda tidak harus meminta ataupun membayar untuk ijin tersebut.
Anda juga seharusnya memiliki kebebasan untuk memodifikasi, serta menggunakan untuk keperluan anda pribadi dalam pekerjaan Anda, atau untuk main-main, tanpa perlu menyatakan kerberadaan program tersebut. Jika mengedarkan perubahan tersebut, anda seharusnya tidak perlu memberitahu siapa pun dengan cara apa pun.
Kebebasan untuk menggunakan sebuah program berarti kebebasan bagi siapa pun baik perorangan ataupun organisasi untuk menggunakan pada komputer jenis apa pun, untuk kegiatan apa pun, tanpa perlu memberitahu para pengembang atau pun pihak-pihak lainnya secara khusus.
Kebebasan untuk menyebarluaskan hasil penggandaan, harus termasuk bentuk biner atau pun kode program, yang termodifikasi maupun yang belum. Tidak apa-apa, jika tidak disertakan cara memproduksi bentuk biner tersebut, namun perlu ada kebebasan penyebarluasannnya, jika dikemudian hari ditemukan cara untuk memproduksinya.
Agar terdapat kebebasan melakukan perubahan serta mempublikasikan versi yang lebih baik memiliki arti, Anda harus memiliki akses pada kode program tersebut. Jadi, memiliki akses tersebut merupakan syarat mutlak untuk perangkat lunak bebas.
Agar dapat menjadi nyata, kebebasan ini tidak boleh dibatalkan selama anda tidak melakukan suatu kesalahan. Jika pengembang perangkat lunak tersebut mempunyai hak untuk mencabut lisensi, tanpa anda melakukan apa-apa yang menyebabkan seperti itu, maka program tersebut tidak dapat disebut sebagai perangkat lunak bebas.
Perangkat lunak bebas bukan berarti “tidak komersial”. Program bebas harus boleh digunakan untuk keperluan komersial. Pengembangan Perangkat Llunak Bebas secara komersial pun tidak merupakan hal yang aneh dan produknya ialah perangkat lunak bebas yang komersial.
Aturan perihal cara mengemas Perangkat Lunak Bebas hasil modifikasi pun dapat diterima, jika tidak secara efektif menghalangi kebebasan anda untuk mempublikasikan ulang modifikasinya. Demikian pula aturan, “Jika Anda membuat program tersedia dalam cara tertentu, maka anda juga harus membuatnya tersedia dalam cara tertentu lainnya” juga dapat diterima dengan ketentuan yang sama (Perhatikan bahwa aturan tersebut masih memberikan anda pilihan untuk menentukan apakah program itu akan dipublikasikan atau tidak).
“Setelah melihat penjelasan di atas mana yang lebih berkenan dipelajari untuk SMA apakah yang bebas seperti ini atau kah yang tidak bebas seperti Microsoft ? Banyak sekolah kita yang tidak mengajarkan tentang perangkat lunak bebas. Sistem pendidikan kita secara tak langsung dijerat oleh perusahaan-perusahaan software besar. Alangkah baiknya kalau hal seperti ini diajarkan di sekolah supaya kita tidak terlalu bergantung dengan negara lain,” tutup Gde Bagus. (jlc)