Cyber Media
Call Warta: 2981039
Wihiii, kapan lagi nih menjalani hidup sehari-hari bersama buku, tugas, beserta segala macam perangkatnya dan dapet sebutan “MAHA” kalau nggak di perkuliahan! Karena sebelumnya, alias saat kita masih belajar di sekolah, status kita cuma “siswa”. Nah, sesuai dengan status yang kita miliki sekarang, tentunya kita para kaum “maha” ini sudah nggak bisa disamain lagi donk dengan adik-adik kita yang masih duduk di bangku sekolah? Dan walaupun banyak yang mengatakan bahwa masa-masa di sekolah adalah masa yang paling indah, namun tak bisa disangkal juga kalau masa kuliah juga bisa lebih indah dengan caranya sendiri. So, di edisi kali ini Warta Ubaya mau berbagi info seputar kehidupan perkuliahan buat teman-teman mahasiswa, khususnya bagi para maharu 2013. And let’s check it out!
MOB
Ini dia pintu gerbang mahasiswa untuk masuk ke dalam kehidupan perkuliahan, Masa Orientasi Bersama atau yang akrab disebut MOB. Nggak seperti bayangan para calon mahasiswa baru yang biasanya menganggap MOB sebagai sarana ospek atau ploncoan, Ubaya mengadakan MOB untuk menyambut para maharu, memperkenalkan kampus serta dunia perkuliahan, membangun kerja sama, dan memperkenalkan budaya multikultur yang menjadi ciri khas Ubaya, agar terjalin suasana kekeluargaan antar sesama civitas akademika di Ubaya.
Pelajaran
Mahasiswa? Ya, tugas utamanya tentu harus belajar! Namun, belajar itu bisa dilakukan dengan cara yang bermacam-macam bukan? Ubaya sendiri juga memfasilitasi para mahasiswanya dalam berbagai metode pembelajaran.
Pelajaran di dalam kelas
Dalam metode ini, setiap fakultas tentunya memiliki banyak kesamaan. Misalnya, dosen memberikan ceramah, mahasiswa menyimak-mencatat-bertanya bila ada yang kurang jelas, serta kegiatan presentasi oleh mahasiswa. Pelajaran di dalam kelas sejatinya bukan hanya bicara soal bangunan secara fisik, namun bagaimana mahasiswa berproses untuk memiliki pemahaman dasar teori yang kuat sebagai bekal untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran di luar kelas
Belajar teori tanpa tanpa diiringi dengan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari hampir bisa dibilang merupakan hal yang sia-sia. Why? Seperti ada kalimat yang berkata ‘belajar untuk hidup’, kita seharusnya dapat menggunakan teori dari ilmu yang kita pelajari untuk menjalani hidup bahkan menghidupi kehidupan yang kita jalani. Untuk itulah Ubaya ingin agar para mahasiswanya tak sekedar pintar dan jago teori saja. Ubaya bahkan memiliki tagline yaitu ‘Learning Beyond the Classroom’ untuk memotivasi para pengajar dan mahasiswa bahwa belajar tidak melulu harus di dalam kelas dan mulai mengaplikasikan ilmu dalam berbagai praktik nyata, baik melalui turun lapangan, berbisnis secara kreatif dan inovatif, pameran karya, dan sebagainya.
Tugas
Ada beberapa hal yang tak bisa lepas dari kehidupan perkuliahan, salah satunya yaitu tugas. Tugas dalam perkuliahan dapat berupa tugas individu maupun kelompok. Sulit? Banyak? Ahh, itu relatif. Jangan dulu berpikiran buruk bahwa dosen bisanya hanya memberatkan mahasiswa dengan tugas-tugas yang diberikan, karena pada dasarnya setiap dosen ingin mahasiswanya semakin paham dan terasah ketajaman berpikirnya terkait materi yang disampaikan.
Organisasi
Nggak cuma belajar di kelas, di luar kelas, dan dimanapun bagian dari kelas. Ubaya juga menyediakan berbagai fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan softskill, keterampilan, maupun hobi, salah satunya melalui organisasi. Organisasi di Ubaya memiliki berbagai wadah pengembangan diri mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Di tingkat fakultas sebut saja ada Kelompok Minat Mahasiswa (KMM), Kelompok Studi Mahasiswa (KSM), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sedangkan di tingkat universitas ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Surabaya (BEMUS). Tak hanya itu saja, masih terdapat berbagai kegiatan di Ubaya yang membutuhkan kepanitiaan maupun partisipasi dari mahasiswa untuk dapat semakin mengembangkan diri. Nah, tunggu apalagi? Karena kuliah saja terlalu mainstream, kalian harus pintar-pintarnya mengatur waktu dan diri sendiri untuk memaksimalkan kualitas diri melalui berbagai organisasi yang ada di Ubaya.
Teman
“Teman perkuliahan itu seperti obor yang memberikan semangat untuk bersama-sama bangkit dan memotivasi diri supaya menjadi lebih baik,” Shendy Puspitasari, FIK 2012.
“Teman itu sangat penting, kembali lagi kita sebagai manusia sosial yang membutuhkan orang lain. Sepenting itulah teman kuliah,” Edo Christianto, FBE 2011.
Itulah beberapa cuplikan dari pendapat mahasiswa saat mengungkapkan betapa pentingnya teman dalam kehidupan perkuliahan mereka. Dengan adanya teman kuliah, kita dapat saling membantu dalam hal pelajaran kuliah maupun pelajaran hidup. Dan siapa bilang kalau teman di kuliah sudah saling pencar dan nggak bisa lagi rame-rame bebarengan seperti saat masih sekolah dulu? Pertemanan dan persahabatan itu nggak lekang oleh waktu dan masa studi, guys! Bahkan bagi yang beruntung, teman di kuliah juga bisa jadi teman hidup #ehh...
Pacar
Nah, berlanjut atas nama pertemanan dan persahabatan yang kian berkembang dalam suatu hubungan. Ini dia yang paling sering buat mahasiswa semakin semangat kuliah atau justru makin galau, apalagi kalau bukan pacar. Namun, siapapun pilihan pacar mahasiswa, entah sejurusan, seangkatan, ataupun antar fakultas, tentunya hal tersebut bisa menjadi suatu hal yang positif untuk saling menyemangati dan bersaing sehat dalam prestasi, bukan justru sebaliknya, lho.
Ortu
Orangtua tentunya menjadi sosok yang penting bagi mahasiswa. Selain menjadi pendukung dalam hal finansial selama perkuliahan, orangtua juga menjadi pendukung dalam hal semangat kesehariannya. Bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota dan luar pulau, orangtua pastinya menjadi sosok yang dirindukan karena adanya jarak diantara kalian. Namun, dimanapun orangtua kita berada, tak ada hal yang lebih membahagiakan mereka selain melihat anak-anaknya sukses dalam prestasi maupun dalam kehidupan.
Hang out
Break time tentu saja sudah menjadi kebutuhan bagi mahasiswa. Belajar memang wajib, tapi nggak dosa juga sih kalau kita mengambil waktu sejenak untuk sekedar hang out. Mall, bioskop, restoran, dan berbagai tempat hiburan lainnya bisa dijadikan pilihan mahasiswa untuk pergi bersama teman, pacar, maupun orangtua.
Skripsi
Mahasiswa lebih takut skripsi ketimbang hantu? Sudah nggak jamannya lagi kalau setiap mahasiswa mempunyai sikap positif dalam memandang skripsi. Skripsi dibuat dan diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1 dan bukan sebagai momok bagi mahasiswa. Lebih dari itu, skripsi hanya dibuat sekali seumur hidup selama menempuh pendidikan S1 dan merupakan masterpiece bagi setiap mahasiswa. So, tidak ada alasan lagi untuk tidak maksimal dalam menyusun skripsi yang tak lain adalah masterpiece kita sebagai mahasiswa. (faz, nsy, nif, inz)