Cyber Media
Call Warta: 2981039
“Apa beda website Perguruan Tinggi dibanding website perusahaan?” tanya seorang mahasiswa baru kepada seniornya ketika mereka bersama-sama menelusuri info mobil terbaru. Mahasiswa senior itu menjawab, ”Website perusahaan lebih menekankan keunggulan produknya, sedangkan website perguruan tinggi lebih banyak memberitakan proses dan isi kegiatan dosen/mahasiswa”. Mahasiswa baru itu terdiam tetapi belum mengerti. Dia ingat saat daftar jadi mahasiswa secara online beberapa bulan lalu.
Mahasiswa sering bertanya dalam dirinya apa manfaat website perguruan tinggi bagi pribadi mahasiswa. Manfaat yang paling mudah diingat adalah mahasiswa diberi akun email dan akun pribadi. Akun email ditandai dengan nama perguruan tinggi yang menunjukkan bahwa dia menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Melalui akun pribadi, mahasiswa bisa mengakses info pribadinya terkait dengan proses studi yang sedang dijalani.
Mahasiswa adalah pihak yang paling merasakan apa yang sedang terjadi di lingkungan kampusnya. Ketika dia melihat website kampusnya maka dia langsung dapat merasakan apakah yang terpampang di website itu sesuai dengan kenyataan atau hanya sekedar pencitraan.
Mahasiswa menjadikan perguruan tinggi tempatnya kuliah sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Saat kuliah tatap muka dengan dosen, saat belajar atau diskusi kelompok, saat ikut dalam berbagai kegiatan mahasiswa, merupakan suatu proses pengembangan pribadi sehingga mahasiswa bisa merasakan suatu yang berubah pada dirinya, atau mahasiswa “berubah” menjadi sesuatu yang berbeda dibanding sebelumnya.
Website yang baik bisa menjadi cermin sekaligus kebanggan bagi mahasiswa. Menelusuri website perguruan tinggi, mahasiswa bisa menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya. Mahasiswa bisa bangga dengan hasil penelitian dosen yang diberitakan dalam website sekaligus merasakan sebagai bagian dari keberhasilan bersama.
Mahasiswa memerlukan sumber-sumber belajar yang bisa diakses dengan cepat. Melalui website perguruan tinggi bisa dengan mudah terhubung apa yang diperlukan mahasiswa. Misalnya, semua satuan acara perkuliahan beserta referensi dari internet sudah tersedia dan dengan mudah diperoleh mahasiswa. Semua keperluaan mahasiswa berkenaan dengan layanan administrasi akademik bisa langsung diketahui hanya dengan memasuki akun pribadi mahasiswa. Semua koleksi perpustakaan bisa diakses online. Mahasiswa bisa pasang pengumuman di website dan sebagainya.
Untuk itu sudah sewajarnya kalau kapasitas website perguruan tinggi dirancang mampu diakses oleh ribuan orang dalam waktu yang bersamaan. Jangan sampai menu yang tersedia tidak bisa diakses atau lemot. Disini peran perancang dan pemelihara website tertantang untuk terus menerus menyempurnakan kapasitas websitenya.
Setelah layanan mahasiswa bisa terpenuhi barulah disiapkan layanan yang bisa diakses dosen, terutama berkaitan dengan proses pembelajaran. Selain akun pribadi, dosen juga diberi ruang untuk menyampaikan hasil-hasil penelitian atau rancangannya serta karya-karya yang perlu diketahui umum. Baik dosen maupun mahasiswa memiliki “ruang” yang menjadikan website itu bagian dari kebanggaan masing-masing.
Selanjutnya, info manajemen terkait pengelolaan perguruan tinggi yang perlu disampaikan, terutama untuk para karyawan administrasi dan karyawan penunjang akademik lainnya. Bagaimana perguruan tinggi dikelola bisa juga tercermin dalam website perguruan tinggi.
Terakhir, info untuk pihak luar yang merupakan sebagian kenyataan yang bisa ditampilkan bukan sekedar “citra” yang bisa mengelabui. Disinilah berbagai seni atau kiat untuk memilih apa yang perlu diberitakan.
Website merupakan ekspresi dari semua pihak yang terlibat dalam proses menjadikan perguruan tinggi sebagai institusi yang berjalan pada relnya yang benar. Baik mahasiswa, dosen, karyawan, manajemen perguruan tinggi maupun pihak pemangku kepentingan lainnya. Mereka semua bangga dengan website yang mencerminkan keberadaan mereka semua.