Cyber Media
Call Warta: 2981039
Ada dua orang baru turun dari pesawat (sebut saja A dan B) dan berada di terminal kedatangan untuk menuju ke kota. A langsung menuju kendaraan penjemputnya dan melaju ke kota. B masih mencari informasi tentang sarana transportasi yang akan membawanya ke kota.
A sudah menghubungi rekan yang akan menjemputnya ketika berada di bandara sebelumnya dan sudah mengatur siapa saja yang akan ditemui ketika berada di kota tujuan kemudian kembali ke kota asal pada hari yang sama. Sedangkan B masih harus mencari orang yang akan ditemui dan belum dapat kepastian apakah dia bisa diterima. Juga belum tahu kapan akan kembali ke kota asal karena tidak tahu kapan urusannya selesai.
A bekerja dalam jaringan kerjanya atau dikatakan A memiliki networking sedangkan B bekerja dengan persiapan seadanya.
Kondisi A dan B menjadi cermin kondisi kerja kita sehari-hari dimana networking menjadi salah satu kekuatan yang membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Kondisi ini juga berlaku untuk organisasi, lembaga, perguruan tinggi atau universitas tempat kita bekerja.
Perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang nantinya memasuki dunia kerja. Bisa terjadi, ada lulusan yang mulai berpikir mencari pekerjaan apa saja setelah dia lulus. Tetapi juga bisa terjadi, lulusan itu langsung bekerja setelah dinyatakan lulus karena sudah direkrut di kampus saat masih menjadi mahasiswa. Rekruiting di kampus diselenggarakan pihak perguruan tinggi dan sudah menjadi program universitas. Networking dengan dunia usaha yang menerima tenaga sudah terjalin lama dan tetap dipelihara.
Ketika lulusan mau melanjutkan studi ke mancanegara maka lulusan itu dengan mudah diterima karena pihak perguruan tinggi mancanegara telah mengenal kualitas lulusan secara umum dan jauh sebelumnya telah menjalin kerjasama. Hal serupa juga terjadi ketika lulusan itu melanjutkan studi ke perguruan tinggi dalam negeri.
Dalam hal kerjasama penelitian antar dosen atau peneliti baik secara individu maupun yang difasilitasi pihak perguruan tinggi menjadi lebih mudah karena sudah ada kerjasama antar perguruan tinggi atau antar lembaga. Adanya networking memungkinkan dosen atau peneliti memiliki komunitas akademik sehingga memberi nilai tambah yang besar dalam pengembangan diri dan profesi.
Pengaruh networking tentunya akan memberi manfaat bagi civitas akademika, para karyawan dan manajemen perguruan tinggi. Karena itu networking yang sudah terjalin perlu terus dievaluasi: mana yang perlu terus dipelihara dan mana yang perlu ditingkatkan.
Networking akan menjadi sia-sia manakala hanya jadi simbol seakan-akan telah memiliki banyak jaringan tetapi tidak bermanfaat. Banyak kenalan tetapi hanya sebatas kenal tanpa diteruskan dengan aktivitas yang memadai.
Ada ungkapan yang mengatakan ‘seribu teman masih kurang, satu musuh kebanyakan’. Ungkapan yang menunjukkan betapa penting pertemanan sekaligus networking yang sebaiknya dilakukan setiap orang atau organisasi.
Karena itu sangatlah perlu bagi mahasiswa saat ini membangun networking, kemudian meningkatkan dan memeliharanya. Mahasiswa bisa memilih mana relasi yang bisa membangun networking dan mana yang hanya sebatas kenal. Tentunya lingkungan pergaulan antar mahasiswa yang sehat akan membantu terbangunnya networking yang bermanfaat di masa mendatang. (gk, inz)