Cyber Media
Call Warta: 2981039
Misteri ijazah tidak ada gunanya
Ketekunan tidak ada artinya
Pembangunan oh!
Pengangguran ya!
Sepenggal bait lagu ‘Balada Pengangguran’ dari Iwan Fals tersebut seakan menggelitik di telinga. Bagaimana tidak, siapa yang ingin menjadi pengangguran? Tentu semua orang menginginkan sebuah pekerjaan yang layak. Kenyataannya, masih banyak lulusan perguruan tinggi yang berakhir tanpa pekerjaan atau pengangguran. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya lapangan kerja di Indonesia. Oleh sebab itu, menjalin jaringan dan kerjasama (networking) dengan perusahaan menjadi aspek yang penting.
Apa Itu Networking?
Dengan adanya networking dengan perusahaan, para lulusan bahkan mahasiswa yang belum lulus pun dapat mencari pekerjaan dengan lebih mudah. Perusahaan juga akan diuntungkan karena memudahkan mereka untuk mencari tenaga ahli yang dibutuhkan. Karena itu, Ubaya telah dan terus mengembangkan jaringannya dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Awalnya kerjasama pendidikan antara perguruan tinggi dan perusahaan dilakukan di Amerika Serikat yaitu Corporate University (Universitas Perusahaan) yang merupakan kepanjangan tangan atau disponsori perusahaan tertentu untuk menjalankan misi perusahaan induknya, yaitu menjalankan penelitian dan pengembangan dan menyediakan tenaga kerja yang bermutu yang dibutuhkan oleh perusahaan atau industri. Sementara konsep penyelenggaraan di Indonesia sendiri menggunakan model Link and Match (sambung-sesuai) yang mengintegrasikan antara pelatihan, pendidikan dan dunia usaha.
Seiring dengan berjalannya waktu, tuntutan pekerjaan dan kompetisi menjadi makin berat. Banyak perusahaan kini mencari tenaga kerja yang bermutu dan siap pakai. Sebagai mahasiswa, tentunya kita harus bisa menjawab permintaan perusahaan.
Rasakan Manfaatnya !
Perusahaan tentu menginginkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdidik dan terlatih. Tidak semua perusahaan secara langsung menerima karyawan yang kurang berpengalaman dan skill yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ada diperusahaan. Untuk menyiasati hal tersebut, banyak perusahaan bekerjasama dengan universitas guna mencari mahasiswa yang nantinya lulus untuk bergabung di perusahaan mereka.
Perusahaan dapat memilih atau menemukan SDM yang memenuhi kriteria yang sesuai di universitas tersebut. Tidak hanya perusahaan yang terbantu akan kerjasama ini tetapi para mahasiswa yang akan lulus dapat mencari perusahaan yang sesuai. Kemungkinan diterima bekerja pun akan lebih mudah karena perusahaan telah menjalin kerjasama dengan kampus.
Ada sekitar 6.000 perusahaan di seluruh Indonesia yang sudah lama menjalin networking dengan Ubaya. Jadi, manfaat yang diberikan Ubaya terhadap perusahaan sangatlah besar. Begitupun sebaliknya, Ubaya dapat mewadahi para lulusannya di perusahaan yang sesuai dengan kemampuannya. Saling menguntungkan bukan?
CAC, Gerbang Menuju Dunia Kerja
Telah lama Career Assistance Center (CAC) menjadi penghubung kita di Ubaya dengan dunia kerja. CAC adalah sebuah subsistem yang menyokong Ubaya dalam pusat karir, memfasilitasi mahasiswa Ubaya yang memerlukan pekerjaan sebelum maupun sesudah lulus dari Ubaya.
Pada tahun 1999, subsistem ini berdiri dengan nama Pelayanan Kemahasiswaan (PelKam), namun sesuai perkembangannya pada tahun 2000 namanya berubah menjadi Job Placement Center (JPC) dan setelah tahun 2006 barulah nama CAC tercipta hingga sekarang.
Banyak acara yang telah diadakan CAC untuk membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja, misalnya seminar-seminar, outbound, dan Leadership Career and Development Center. “Acara-acara ini ditujukan agar para mahasiwa dapat mengenal dunia kerja lebih dalam, namun sayangnya minat mahasiswa terhadap acara-acara ini cenderung sedikit jika tidak ada iming-iming poin,” kata Melysa Kosasih SKom selaku Koordinator Career Services di CAC.
Ini Dia yang Dicari Perusahaan
6.000 bukanlah angka yang sedikit. Perusahaan-perusahaan sebanyak itu memilih mahasiswa Ubaya karena senang dengan kinerja para lulusan Ubaya. Kriteria yang paling dicari adalah kejujuran, communication skill dan kepemimpinan. IPK hanya sebagai standar administrasi, namun mereka lebih mencari mahasiswa yang memiliki soft skill. Jadi bagi para mahasiswa, aktiflah melatih soft skill-mu selagi masih muda. (gk, inz)