Cyber Media
Call Warta: 2981039
Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam memperoleh suatu nilai adalah tidak hanya dengan langsung melihat hasil nilai, tetapi juga memperhatikan proses dalam mencapai nilai tersebut. Standar penilaian yang selama ini digunakan Ubaya memang sudah terbiasa menjadi tolak ukur dalam menentukan nilai mahasiswa. Dengan adanya kebijakan baru mengenai range nilai yang sudah ditetapkan, hal tersebut turut mempengaruhi munculnya berbagai pendapat di kalangan mahasiswa sebagai pihak yang paling merasakan dampaknya.
“Penetapan range atau jenjang nilai yang terpatok memang ada plus minusnya,” tutur Adrian Hartanto, mahasiswa FBE angkatan 2009. “Yang minus terburuk itu kalau sudah niat belajar mati-matian tapi masih saja dapat jelek karena soal yang sulit dan jenjang nilai yang kurang sesuai,” lanjutnya. Dengan adanya range nilai yang sudah ditetapkan, sebenarnya banyak hal yang dapat mempengaruhi mahasiwa dalam mencapai nilainya seperti materi kuliah, dosen yang mengasuh, dan dirinya sendiri.
Cowok yang mempunyai motto “hidup itu indah” ini mengatakan, “mungkin kurang ada manfaatnya, karena nantinya malah disalahkan karena dianggap memperjelek nilai dan tidak adil”, ungkapnya. “Sehingga untuk mencapai nilai yang memuaskan harus ada niat untuk semakin rajin masuk kelas dan semakin rajin belajar di semua mata kuliah,” tutur Adrian. Menurut mahasiswa yang mengaku memiliki IPK sedang ini, sebenarnya akan lebih baik lagi jika jenjang nilai tidak memberatkan atau bersikap netral kepada mahasiswa. Hal tersebut diperjelas dengan pertimbangan yaitu sesuai dengan tingkat kesulitan materi dan penilaian-penilaian dosen pengasuh yang terkait langsung dengan mata kuliah yang bersangkutan. “Saya berharap range nilai tersebut dapat bersikap adil dan benar-benar menunjukkan kemampuan akademik serta kompetensi mahasiwa,” tutup Adrian. (gun/wu)