Cyber Media
Call Warta: 2981039
Sasaran sebuah perguruan tinggi yang terkonsep pada kualitas merupakan harga yang tidak bisa ditawar lagi. Tujuannya tidak lain adalah mencetak lulusan yang berkualitas. Hal inilah yang membuat banyak universitas saling berlomba-lomba untuk menetapkan standar kelulusan yang tinggi, tak terkecuali Ubaya. “Mahasiwa Ubaya seharusnya bangga karena mendapatkan kesempatan belajar di sebuah institusi yang memiliki standar tinggi.,” ungkap Drs Muhammad Rosiawan MT, dosen jurusan Teknik Industri Ubaya.
Karena standar mutu akademik di Ubaya terbilang tinggi, lulusannya pun memiliki kompentesi yang berbeda dengan insitusi lain. “Bisa jadi saja nilai A di sini standarnya lebih tinggi daripada institusi lain atau setara dengan standar internasional,” jelas pria berkacamata itu.
Peran dosen juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal itu disebabkan dosen lah yang membimbing mahasiswa untuk belajar berproses. Salah satunya dengan memberikan tugas-tugas. “Terkadang tugas yang diberikan dosen dirasa membebani mahasiswa, namun justru itulah yang meningkatkan daya saing kita dengan universitas lain,” jelas dosen yang akrab disapa Rosi ini. Menurutnya, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukanlah segala-galanya. “IPK hanya sebagai end three point untuk masuk dalam dunia kerja. Setelah itu yang dilihat dari seseorang adalah kinerjanya, bukan IPK,” ujarnya lagi.
Sebagai penutup, Rosi berharap agar standar kelulusan Ubaya yang ada sekarang tetap dipertahakan. Yang tak kalah penting, Ubaya harus menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk meningkatkan softskill yang dibutuhkan dalam dunia kerja nantinya. “Untuk para mahasiswa, jadilah mahasiswa yang sungguh-sungguh menuntut ilmu, bukan untuk main - main”, pesannya. (ano,eph)