Cyber Media
Call Warta: 2981039
Buku kerap kali dikatakan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Hal itu juga dirasakan oleh R Soediatmoko Soediman M Si, dosen FF Ubaya. Tak tanggung-tanggung, buku yang digunakan oleh dosen mata kuliah Analisis Fisikokimia ini kebanyakan berasal dari luar negeri. Bahasa asing yang digunakan dalam buku–buku itu pun juga tidak menjadi kendala dalam menyampaikan materi perkuliahan.
Sering menggunakan buku import ternyata tidak membuat pria yang akrab disapa Moko ini memiliki kesan negatif terhadap buku terbitan dalam negeri. Menurutnya dari segi materi, buku buatan Indonesia juga tidak kalah berkualitas dengan buku import. Namun yang sangat disayangkan, buku versi Indonesia ini sangat lama terbitnya. “Karena memang tidak mudah untuk mengarang sebuah buku tentang Fisikokimia dalam bahasa Indonesia,” tuturnya.
Namun kesulitan mahasiswa dalam menangkap materi dalam bahasa asing tetap menjadi kendala tersendiri. “Bagaimanapun juga belajar menggunakan bahasa asli kita adalah yang paling mudah,” tegas dosen yang juga mengajar di Unair itu. Sehingga untuk mempermudah anak didiknya dalam belajar, Moko membuat sebuah ringkasan yang berisikan tentang materi kuliah dalam bahasa Indonesia. Memang tidak semua isi ringkasan tersebut dalam bahasa Indonesia. Tetap ada istilah – istilah asing yang masih tetap dalam bahasa aslinya. “Karena istilah tersebut akan terasa aneh apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,” jelasnya lagi.
Dengan ringkasan tersebut, perkuliahan tetap dapat berjalan dengan lancar meskipun mahasiswa tidak mempunyai buku. Namun tak bisa dipungkiri, materi pada ringkasan tentulah tidak selengkap dengan yang ada di buku, “Karena itu mahasiswa dapat meminjam buku di perpustakaan Ubaya atau membacanya langsung di ruang dosen FF,” tutupnya. (asp)