Cyber Media
Call Warta: 2981039
Dengan niat dan usaha yang keras, Ubaya mampu menciptakan karya inovatif dan kreatif yang bermanfaat. Karya tersebut adalah website pembelajaran yang diciptakan sejak 2005 silam dan bebas diakses oleh seluruh mahasiswa ataupun dosen aktif Ubaya.
Inilah e-learning yaitu website pembelajaran yang berfungsi sebagai forum sekaligus tempat pembelajaran baik antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa. “Pada awalnya e-learning Ubaya berpusat di Puskomed, jadi kami agak kerepotan me¬-maintain web tersebut,” ungkap Andre Noto ST, koordinator Puskomed Ubaya. Pada masa itu, pihak Puskomed masih harus mengambil data mahasiswa ke BAAK untuk meng-update data mengenai keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan serta data mengenai dosen pengasuh suatu mata kuliah. Kegiatan tersebut dilakukan satu per satu oleh Puskomed untuk setiap jurusan di Ubaya. Akibatnya, tak dipungkiri jika tugas Puskomed terbilang cukup berat saat itu.
Hingga pada 2010 silam, website ini mulai mengubah sistemnya. Dengan sistem baru, semua mahasiswa bisa mendaftar secara manual dengan registrasi account mereka. Selanjutnya untuk bisa masuk dalam sebuah mata kuliah, mahasiswa harus meminta enrollment key pada dosen pengajar mata kuliah tersebut. Saat ini para dosen dan asistem mahasiswa pun dapat membuat page perkuliahannya sendiri setelah mendapat pelatihan mengenai e-learning. “Jadi dalam keadaan sibuk, para dosen bisa menyerahkan materi pada asisten mahasiswa untuk di-upload dalam website itu,” ungkap dosen Teknik Informatika ini.
Tak berhenti pada pembaruan sistem e-learning, Puskomed juga melakukan pembaruan sistem pada server. Jika dulu sistem database semua jurusan terpusat di e-learning.ubaya.ac.id, saat ini setiap jurusan sudah memiliki website sendiri. Diharapkan dengan beban memori terpisah, akses oleh pengguna pun bisa lebih mudah dan cepat.
Sejauh ini, banyak manfaat yang didapat dosen dan mahasiswa lewat kehadirannya. Selain membantu dosen untuk membagi materi perkuliahan dan membantu Puskomed mengoordinirnya, e-learning juga menghemat jumlah kertas yang digunakan. “Ini disebabkan oleh kemudahan mengunduh materi, mengunggah tugas, melaksanakan kuis online, serta menyebarkan hasil penilaian tanpa harus mencetak arsip nilai,” lanjut pria ramah ini.
Sebenarnya, masih ada kelemahan yang masih terus dipertimbangkan yaitu banyaknya password yang harus dihafalkan pengguna. Kondisi itu disebabkan karena website-nya belum terintegrasi dengan website myubaya. “Namun sedang diusahakan dan saya harap nantinya dapat terintegrasi jadi satu agar pengguna tak perlu banyak menghafal password,” ucapnya.
Ada harapan terpendam dengan adanya website ini agar dapat menggantikan kuliah fisik. “Namun pada kenyataannya ada beberapa pengajaran di kelas yang belum ter-cover oleh teknologi seperti diskusi kelompok dan presentasi di depan kelas,” tutur Andre. Namun secara umum ia berharap e-learning dapat membantu proses perkuliahan dengan baik juga sebagai salah satu poin penilaian akreditasi dalam pemanfaatannya. “Apalagi e-learning juga sudah menjadi kebutuhan,” tutupnya. (jlc, fg3)