Warta
UBAYA
23-11-2024
Cyber Media
Detil Edisi Cetak dengan Rubrik :Fokus
- Tri Dharma Merupakan Core Business Ubaya
Setiap perguruan tinggi, pastilah menerapkan tri dharma perguruan tinggi dalam sistem pengelolaannya. Tanpa unsur pembelajaran, penelitian, maupun pengabdian pada masyarakat, suatu universitas tidak akan memiliki kualitas yang unggul di masyarakat. Ubaya sendiri sebagai perguruan tinggi ternama, tentu selalu berpegang pada tri dharma perguruan tinggi. “Tri dharma sangat penting bagi Ubaya karena Tri dharma merupakan core business Ubaya,” tutur Prof Ir Lieke Riadi PhD, WR I Ubaya.
Unsur pertama tri dharma yakni pendidikan atau pembelajaran, dijelaskan Lieke mencakup tentang bagaimana tiap dosen menjaga kualitas pembelajarannya, baik dari sisi materi yang diberikan, cara-cara penyampaian materi, serta evaluasi pembelajaran. “Semua yang diberikan harus sesuai dengan rancangan silabus sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai,” jelas Prof Lieke. Unsur kedua yakni penelitian, ditegaskan Prof Lieke harus dilakukan oleh semua dosen dengan melibatkan mahasiswa. “Alangkah baiknya kalau penelitian tersebut dapat digunakan untuk pengabdian pada masyarakat,” ujarnya. Pengabdian pada masyarakat sendiri merupakan unsur terakhir yang melengkapi keutuhan tri dharma. Prof Lieke menjelaskan bahwa pada dasarnya, pengabdian pada masyarakat terbagi menjadi dua jenis, yakni pengabdian yang bersifat profit maupun nonprofit. “Pengabdian bersifat nonprofit misalnya adalah bantuan untuk industri kecil dan menengah, serta masyarakat marginal,” ucap Prof Lieke. ”Sedang pengabdian yang bersifat profit dapat berupa konsultasi industri dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berorientasi profit,” tambahnya lagi. Untuk pengabdian pada masyarakat ini sendiri diungkapkan Lieke tidak hanya menjadi tanggung jawab Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)Ubaya semata, melainkan juga tugas dari program-program studi yang ada di fakultas masing-masing.
Dalam penerapan tri dharma pada sistem pembelajaran Ubaya, bukan berarti Ubaya tidak menemui hambatan apapun. Terkadang ada hambatan dari sisi nonteknis seperti kesiapan dosen dalam pengajaran yang tepat, maupun sisi teknis yang meliputi ketersediaan fasilitas dan supporting materials. “Masing-masing mempunyai hambatannya sendiri-sendiri, tapi masing-masing juga mampu menyeleseikan hambatan-hambatan itu.” Ucap Lieke.
Ubaya sendiri selalu berbenah diri untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran dengan menyediakan program studi lanjut dan pelatihan dosen untuk meningkatkan kapasitas dosen. Selain itu, juga terdapat support berupa dana penelitian LPPM untuk membantu penelitian-penelitian yang dilakukan. “Para dosen juga bisa mengajukan aplikasi hibah pada Dikti untuk melakukan penelltian,” tutur Prof Lieke. Wanita berambut pendek ini hanya berharap agar semua sistem yang sudah ada diterapkan dapat dijalankan dan berkembang sesuai dengan pengembangan di masing-masing program studi. (caz,ano)
[ Posted 15/05/2011 oleh welly ]