Cyber Media
Call Warta: 2981039
Bukan sekedar angan-angan bagi mahasiswa untuk meraih Indeks Prestasi (IP) tinggi. Asalkan memiliki motivasi kuat, angan-angan tersebut akan menjadi kenyataan. Lalu motivasi seperti apakah yang dibutuhkan? Bagaimana motivasi bisa meningkatkan IP mahasiswa? Selengkapnya simak ulasannya bersama Dr Dra Lena N Pandjaitan MEd Psikolog, pakar psikologi pendidikan.
“Motivasi dibagi menjadi dua, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik,” tutur Lena. Motivasi intrinsik yaitu dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang. Merasa senang dan menikmati, juga memiliki minat terhadap sesuatu yang ingin diraihnya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar. “Bisa dukungan orang tua, teman, dosen, ataupun fasilitas yang memadai,” paparnya.
Dalam ilmu Psikologi terdapat teori Expectancy-Values Model, dimana jika sesorang mempunyai harapan akan berhasil mecapai tujuannya. “Ketika seseorang mempunyai tujuan yang dianggap penting, motivasi akan muncul,” terang kelahiran 9 Januari 1966. Dengan motivasi kita terdorong berperilaku, menunjukkan usaha untuk mencapai tujuan. “Sisi negatifnya, bila seseorang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan,” tegas penghobi baca.
Motivasi sendiri dapat menurun dalam diri seseorang. Ada dua faktor yang mempengaruhi, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri orang itu sendiri. Kalau faktor eksternal, seseorang mempunyai motivasi ekstrinsik, tapi tidak didukung motivasi dalam dirinya sendiri. Bila motivasi intrinsik yang dimiliki kuat akan sulit mengalami penurunan motivasi, kecuali ada masalah berat yang mempengaruhi motivasi dalam dirinya. “Mengatasi masalah tersebut mintalah bantuan dari pihak luar, seperti dosen, psikolog, ataupun konselor pendidikan,” anjur asli Lumajang.
Di akhir wawancara, Lena membagikan tips bagi mahasiswa untuk mempertahankan motivasi dalam meraih IP. “Mahasiswa harus mandiri, tahu tujuannya belajar, mengenali cara belajar apa yang baik untuk dirinya, dan bisa mengevaluasi kegagalan. Juga memiliki motivasi intrinsik agar tidak mudah mengalami penurunan motivasi yang dimilikinya,” tutupnya. (iuz)