Cyber Media
Call Warta: 2981039
Giat belajar, rajin, dan pandai membagi waktu. Sekilas itulah sosok yang tersirat dalam Sherly Gunawan, mahasiswi FH yang pernah meraih Indeks Prestasi (IP) 4,00 sebanyak empat kali. Mengenal lebih dekat dara manis asli kota Pahlawan. Yuks, simak ulasannya berikut.
Gugu, sapaan akrab Sherly selalu menggunakan waktu kosong untuk belajar. Ia mengakui memiliki jam tidur yang berbeda dengan kebanyakan orang umumnya. “Tidur sore hari, bangunnya ketika subuh, waktu tersebut digunakan untuk belajar,” tutur mahasiswi angkatan 2007.
Tak dipungkiri, hambatan pun dialami sewaktu ujian. “Dosen mengeluarkan soal yang materinya tidak pernah diajarkan,” bebernya. Sebagai mahasiswa, hal tersebut dirasanya wajar karena seorang mahasiswa dianggapnya sudah dewasa, bisa belajar sendiri, tidak boleh tergantung kepada dosen terus-menerus. “Untuk itu, biasanya browsing internet mengenai materi-materi yang tidak diketahui. Apabila tidak menemukan, baru bertanya ke dosen,” pungkasnya.
Di semester akhir ini, ada Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH), kompetisi, ditambah tugas dan skripsi. “Apalagi ketika menghadapi kompetisi, dituntut total, terkadang harus absen kuliah,” terangnya. Beruntung, orang tua dan temannya selalu mendukungnya di saat sulit tersebut. “Kalau ketinggalan kuliah, biasanya pinjam catatan teman sehingga dapat mengikuti materi kuliah berikutnya,” ungkapnya.
Banyak manfaat yang dirasakan dengan memiliki IP tinggi. “Bisa membantu orang tua secara finansial, membuat kita semakin terpacu lagi untuk mempertahankannya,” jelasnya. Mendapat perhatian dan kepercayaan lebih dari dosen maupun pihak kampus. “Bagi orang lain punya IP tinggi itu beban, tapi aku enjoy saja, karena yang dikejar itu ilmu bukan nilai,” ungkap kelahiran 28 Januari 1989.
Meski sebagian orang meraih IP tinggi dianggap sombong dan dibanding-bandingkan dengan mahasiswa lainnya. Namun hal itu tidak membuat ia minder dan patah semangat. Malahan menjadi motivasi untuk mencapai keinginannya dalam meneruskan studi lanjut, S2 di Belanda. ”Disiplin waktu, berhenti menunda dan buat target untuk memicu semangat belajar,” pesannya menutup perbincangan. (art,twp)