Cyber Media
Call Warta: 2981039
Perkembangan zaman yang kian maju menuntut mahasiswa memiliki kemampuan lebih agar bisa survive di dunia kerja nantinya. Tak cukup mengandalkan otak cemerlang berbekal IPK yang tinggi, kemampuan diri masih perlu ditambah pada sisi lain agar bisa memberi nilai lebih. Cara yang cukup efektif untuk menempa diri adalah dengan mengikuti kegiatan ektrakulikuler serta berbagai workshop maupun seminar yang bermanfaat. Sayangnya, alasan waktu sering menjadi penghambat yang cukup sulit dikompromi bagi sebagian mahasiswa.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Ubaya sebagai universitas yang peduli akan kepentingan mahasiswanya mengeluarkan suatu aturan baru terkait perubahan jam kuliah. Jadwal kuliah yang dulunya dimulai pukul setengah delapan pagi dimajukan setengah jam menjadi pukul tujuh. Sebagai gantinya, hari Sabtu yang biasanya masih ada kegiatan kuliah ditentukan sebagai hari bebas perkuliahan. Lantas, apa pentingnya perubahan jadwal tersebut?
Rudy Agustriyanto ST MSc PhD, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Ubaya menerangkan bahwa kebijakan tersebut diputuskan dengan harapan hari Sabtu bisa lebih dimaksimalkan untuk kegiatan selain perkuliahan. Bisa seperti kegiatan organisasi, kuliah tamu, seminar, atau workshop. “Selama ini beberapa kegiatan masih berbenturan. Maka pimpinan berusaha memberi solusi dengan perubahan jadwal ini,” terangnya.
Aturan yang baru diberlakukan mulai semester genap ini rupanya masih berada dalam status masa percobaan. “Kami masih perlu mengkaji lebih dalam lagi efektivitasnya,” ungkap pria ramah ini. Keseriusan Ubaya dalam merumuskan suatu aturan terbukti dengan adanya tim dari tiap fakultas yang akan mengamati secara langsung aturan baru tersebut untuk kemudian dikaji lebih lanjut. “Secara umum jelas banyak sisi positif yang bisa didapat lewat perubahan ini. Negatifnya mungkin harus bangun lebih pagi, tapi itu kan juga sehat,” canda Rudy ketika ditanya seputar kelebihan dan kekurangan aturan ini.
Sosialisasi pun telah dilakukan pada para dosen dan karyawan Ubaya jauh sebelum semester genap dimulai. “Persiapannya tidak bisa sembarangan, karena terkait dengan data presensi mahasiswa,” tukasnya. Meski begitu, diakui pula bahwa secara praktik tiap fakultas memiliki kebijakan tersendiri. Ada yang benar-benar kosong di hari Sabtu, namun ada juga yang terpaksa tetap membuka kelas di hari tersebut. Hal ini terkait jadwal dari dosen mau pun waktu yang tidak memungkinkan pada hari lainnya. Namun diusahakan agar seminimal mungkin ada perkuliahan pada hari tersebut. “Semoga dengan aturan ini kegiatan yang bermanfaat menjadi lebih marak dan mahasiswa melihat celah untuk bisa mengembangkan diri lewat kegiatan yang ada,” tutupnya. (mei)