Cyber Media
Call Warta: 2981039
Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi cita-cita bersama, demi memberi bekal yang baik di masa depan bagi generasi muda. Bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga-lembaga terkait, masyarakat juga sepatutnya ambil bagian demi mewujudkan cita-cita tersebut. Ubaya pun sebagai universitas besar tak hanya hadir sebagai penyalur ilmu, namun juga sebagai Perguruan Tinggi (PT) yang siap membantu pemerintah mendorong generasi mudanya untuk bisa menempuh pendidikan tinggi setamat SMA. Hal ini dapat dilihat diantaranya melalui banyaknya beasiswa yang dibagikan Ubaya pada mahasiswa baru maupun mahasiswa aktif.
Dalam misi memajukan masyarakat melalui proses pembelajaran yang mengarah pada pengembangan diri mahasiswa, Ubaya memberi dukungan seutuhnya dengan cara memperluas akses calon mahasiswa dalam mendapat kesempatan belajar di PT. Bagi mahasiswa Ubaya aktif, diharapkan beasiswa yang ada bisa memberi semangat untuk terus dapat mengikuti pembelajaran sampai lulus nantinya.
“PT yang baik memang harus memberi beasiswa bagi mahasiswanya,” ungkap Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS. Rektor Ubaya ini mengungkapkan bahwa beasiswa adalah suatu bukti watak sosial yang dimiliki Ubaya. Ditegaskan pula bahwa beasiswa yang dibagikan harus berdasar meritokrasi atau memiliki alasan jelas mengapa diberikan. ”Sehingga, mahasiswa yang memperoleh beasiswa pun bukan sembarang orang dan benar-benar memerlukan atau yang layak mendapat apresiasi,” imbuh Prof Wibi.
Kebijakan mengenai jenis dan besarnya beasiswa pun ditentukan berdasarkan pertimbangan yang matang dan relevansi dengan kondisi yang berlangsung. Dampaknya, beasiswa yang ada terus mendapat evaluasi dan bisa berganti atau berkembang. “Pengalaman dan masukan dari pihak luar juga menjadi suatu pertimbangan yang kami perhatikan,” tutur Prof Wibi. Contoh, diadakannya beasiswa bagi putra putri guru SMA beranjak dari bincang-bincang dengan guru SMA yang mengaku ingin memasukkan anak mereka di Ubaya namun ragu karena biaya UPP yang cukup tinggi bagi mereka. Ubaya pun cukup tanggap dan akhirnya mengembangkan beasiswa bagi putra putri guru SMA.
Banyaknya jenis beasiswa ada di Ubaya menjadi suatu gambaran nyata kepedulian dan perhatian yang serius terhadap mahasiswa, pegawai di Ubaya, juga masyarakat luas. Bentuk perhatian yang tulus tersebut memang menjadi suatu hal utama yang dimiliki Ubaya dalam jati dirinya. Salah satu langkah nyata yang pernah dilakukan Ubaya adalah memberi pagu khusus terkait krisis finansial 2008 dan berpesan bahwa tidak boleh ada mahasiswa Ubaya yang tidak bisa lulus karena orang tuanya terkena PHK. “Sifat sosial ini jika dimiliki masyarakat, tentu bisa menumbuhkan filantropi bagi pendidikan di Indonesia,” himbaunya. Lebih lanjut, Prof Wibi juga menjabarkan maksudnya agar warga negara Indonesia mau pun asing yang sukses sebaiknya turut menyumbang bagi pengembangan pendidikan. Tentu saja, pada lembaga yang bisa menyalurkan dan mempertanggungjawabkan dengan benar.
Melalui beasiswa tersebut, Ubaya berharap agar mahasiswa yang memperolehnya bisa mempertanggungjawabkan dan bisa kembali mengabdikan apa yang didapat selama kuliah dalam masyarakat. Bagi mahasiswa yang belum mendapat, Prof Wibi berpesan agar bisa memanfaatkan dan mencari beasiswa yang dianggap sesuai dengan kebutuhannya. “Ini adalah komitmen dan ketetapan hati Ubaya demi mencetak generasi berpotensi, otak cemerlang, terampil, juga memiliki karakter pribadi yang baik,” tutup pria ramah ini. (mei)