Cyber Media
Call Warta: 2981039
Mahasiswa Ubaya kembali mengharumkan nama kampus tercinta melalui kompetisi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) tingkat nasional yang diadakan pada 12-16 Mei lalu di Hotel Sahid Surabaya. Andrew Ronaldi Tandio, mahasiswa asal FT ini berhasil meraih medali perak dengan menempati peringkat ketujuh. “Kompetisi ini adalah kompetisi tahunan. Sudah tiga kali berturut-turut saya ikut dan untuk tahun ini sebenarnya saya tidak ada target dalam kompetisi ini,” akunya.
Dukungan dirasakan datang dari berbagai pihak. “Pak Ciko, Pak Restu, Pak Aloy, sopir bus, dan pihak perpustakaan benar-benar sangat membantu,” tutur Andrew. Mahasiswa jurusan teknik kimia ini mengaku dirinya kurang memiliki persiapan matang menjelang kompetisi nasional tersebut. “Persiapan kira-kira hanya dilakukan dalam dua minggu dan pertemuan dengan pembina berlangsung empat kali. Mungkin bila persiapannya lebih matang, medali emas bisa saja diraih,” pungkasnya.
Pengalaman sukses dalam kompetisi nasional yang diraih oleh Andrew ini diakui memang tak hanya berguna bagi dirinya secara akademis. “Kompetisi nasional yang memiliki cakupan lebih luas ini membantu saya mengenal universitas lain dan budaya belajar mahasiswa lain yang berkuliah di universitas luar kota maupun luar pulau. Kami juga sempat berjalan-jalan ke lumpur lapindo sambil menganalisis kondisi sekitar,” terang mahasiswa mahasiswa yang pernah menjabat sebagai Ketua DPM 2011-2012 ini.
“Saya senang dan bangga ternyata bisa memberikan yang terbaik. Pengalaman selama dua tahun sebelumnya yang belum berhasil mencapai target namun terbayar dengan keberhasilan saat ini, membuktikan keikhlasan dan kerja keras adalah hal penting dalam memberikan hasil optimal,” ucapnya bijak. Mengingat peserta lomba MIPA adalah 95% dari perguruan tinggi negeri, ia pun berharap di masa mendatang Ubaya tetap bisa mempertahankan gelar dan menjadi perguruan tinggi swasta yang membanggakan. (gun)