Cyber Media
Call Warta: 2981039
Association of Universities of Asia and the Pacific (AUAP) kembali menghelat pertemuan rutin untuk kali ketiga puluh pada 18-19 Juli silam. Mengusung tema ‘Transnational Education: Strategies, Gains and Concerns’, pertemuan ini dituanrumahi oleh Daegu Health College, Daegu, Korea Selatan. Anggota AUAP sendiri mencapai 216 perguruan tinggi (PT) dari 19 negara di Asia Pasifik. Meski tak semua anggotanya bisa hadir, Ubaya sebagai salah satu pendiri awal AUAP tak ketinggalan hadir dalam pertemuan yang diadakan dua kali dalam setahun ini.
Kesempatan semacam ini tak disia-siakan Ubaya mengembangkan sayap kerjasama dengan PT berkelas internasional. Di sela-sela pertemuan tersebut, duta Ubaya yaitu Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD selaku rektor Ubaya ditemani Prof Drs ec Wibisono Hardjopranoto MS selaku rektor Ubaya periode sebelumnya menyempatkan diri melakukan MoU kerjasama dengan Sias International University (SIAS), Cina dan Kyung Hee University, Korea Selatan.
Dalam MoU dengan SIAS, disepakati bahwa akan diadakan kerjasama dalam bentuk pertukaran mahasiswa. Ubaya akan mengirim mahasiswanya untuk belajar di SIAS selama satu semester dan lima orang mahasiswa terpilih selama mengikuti perkuliahan akan mendapat beasiswa dari SIAS. Demikian pula lima mahasiswa SIAS yang belajar di Ubaya selama satu semester juga akan memperoleh beasiswa dari Ubaya.
Nantinya, mahasiswa Ubaya di Cina tak akan melulu belajar mengenai ilmu atau substansi sesuai dengan kuliahnya. Mereka juga wajib mempelajari bahasa dan budaya masyarakat setempat. Begitu pula sebaliknya dengan mahasiswa SIAS di Indonesia. Disepakati pula bahwa alumni Ubaya yang ingin belajar bahasa mandarin di SIAS akan diberi kemudahan mulai dari konsultasi waktu, perizinan, visa, hingga asrama yang akan difasilitasi langsung oleh SIAS.
Kerjasama lainnya dengan Kyung Hee University lebih mengarah pada kerjasama riset khususnya riset tanaman mountain ginseng yang merupakan salah satu jenis ginseng terbaik di Korea Selatan. Pada awalnya, Ubaya diberi fasilitas mengirim dua orang dosennya untuk melakukan studi dan riset tanaman ginseng selama tiga bulan dengan biaya sepenuhnya dari Kyung Hee University. “Sepulangnya dari Korea, dua dosen tersebut diharap mampu melakukan pengembangan tanaman ginseng di Indonesia sehingga nantinya Ubaya mampu membantu memenuhi untuk supply kebutuhan industri,” terang Prof Joni.
Harapan tersebut tak sebatas keinginan mengingat Kyung Hee University telah mampu mengembangkan ginseng dalam berbagai aspek mulai dari penanaman hingga pengelolaannya. Terbukti dari kemampuannya ‘menumbuhkan’ ginseng lebih cepat dalam 45 hingga 90 hari untuk siap dimanfaatkan. Padahal ginseng terbaik rata-rata baru bisa dimanfaatkan setelah enam tahun. “Kualitas ginseng yang dihasilkan pun tak kalah baik dibanding ginseng dengan masa tanam normal. Ubaya akan bisa belajar banyak sebab PT ini sudah memiliki pabrik pengelolaan ginseng yang mengolah ginseng menjadi minuman, sabun, shampo, dan produk lain berbahan ekstrak ginseng,” tutupnya. (wmm)