Cyber Media
Call Warta: 2981039
Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan tolong aku jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta
Dilema yang dialami dalam cuplikan lagu di atas rupanya belum dialami 58,81% responden WU selama menjalin persahabatan. Misalnya Dinar, mahasiswi FP ini belum mengalaminya namun berpendapat bahwa hubungan yang terbina dari persahabatan lebih terpercaya. “Biasa lah, kejadian umum di masyarakat,” pungkas Reni asal FBE ringan.
41,19% lainnya mengaku mengalami sendiri persahabatan yang berubah jadi cinta. Beragam alasan pun membuat mereka tertarik pada sahabat yang dimilikinya. “Sering ketemu dan berujung merasa cocok, lanjut deh jadi pacar,” aku Mila Yuni asal Poltek mewakili 30,07% mahasiswa Ubaya yang tertarik pada sahabat karena seringnya bertemu. Steven, mahasiswa FF juga mengaku jadi suka akibat sering bertemu. “Hal biasa, tapi bikin happy dan deg-degan terus,” aku Richard asal FT disetujui Stephanie, dara FBE.
24,18% lain mengaku tertarik karena sudah saling melengkapi. “Karena sama-sama suka, kami lanjut pacaran,” kisah Sendy, gadis asal FTB. Berbeda dengan Adinda Puspa asal FF yang memilih tetap bersahabat. “Aku juga sebisanya nggak menampakan perasaanku, takut merusak hubungan,” lanjut Kevin dari FT.
“Meski cocok, teman tetap teman,” tukas Silvia asal FH. Pernyataan tersebut menjadi bukti bahwa kecocokan sifat adalah pertimbangan 22,88% responden untuk menyukai sahabatnya. “Karena sifat yang cocok, kami bisa jadi saling mengerti. Ini yang bikin aku suka,” pungkas Mario mewakili arek Poltek.
Chemistry berbeda yang timbul menjadi alasan 11,76% lainnya. “Dari chemistry itu timbul feeling yang berbeda,” terang Felly, mahasiswi FP. Pengalaman senada dialami Junior yang akhirnya mengutarakan perasaan pada sahabatnya. “Chemistry memang nggak bisa dicegah,” imbuh cowok FH ini.
11,11% sisanya menyampaikan beragam faktor yang membuat mereka suka pada sahabatnya. “Takdir Tuhan menurutku, tapi mungkin seharusnya nggak boleh terjadi,” tutup Tulus, mahasiswa FF. (cg)