Cyber Media
Call Warta: 2981039
Maraknya video YouTube beberapa pekan ini, menyebabkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mengenai fenomena tersebut, Marselius Sampe Tondok, pakar psikologi sosial angkat bicara.
“Media informasi di era globalisasi mempunyai peranan yang sangat besar, biasa disebut dengan ‘the power of the mass media’,” tutur Marselius. Melalui kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan membuat media informasi, tidak hanya dapat diakses lewat koran ataupun televisi, tapi juga internet. Melalui media internet inilah muncullah media massa baru, salah satunya YouTube.
“Dengan YouTube, orang bisa melihat seseorang yang tidak dikenal sama sekali menjadi sangat terkenal, dari nobody menjadi somebody,” ungkap kalab Psikologi Sosial. Contohnya, kisah Briptu Norman. Awalnya Briptu Norman disangka telah melecehkan figur seorang polisi karena merekam dan mempublikasikan dirinya yang sedang menari saat mengenakan seragam dinas. Namun, berkat respon positif dari masyarakat, akhirnya ia lepas dari jeratan hukum. Malahan, Briptu Norman dijadikan sebagai public figure oleh pihak kepolisian.
Fenomena YouTube terjadi karena besarnya kerinduan masyarakat akan orisinalitas dan keunikan hiburan. “Ditambah pula respon besar masyarakat juga diekspos di media massa,” kata kelahiran 6 November 1971. Selain itu, ada kebutuhan untuk dikenal dan berbagi dengan orang lain. Tapi, semua itu dibutuhkan kedewasaan dalam menyikapi, menilai, dan menggunakan video tersebut. “Sebaiknya YouTube digunakan secara optimal sehingga menjadikan masyarakat cerdas,” pesannya. (art)