Cyber Media
Call Warta: 2981039
Jam malam atau curfew rupanya masih dimiliki oleh 53,06% mahasiswa Ubaya. Meski sudah menginjak tahap kedewasaan, aturan tersebut tetap berlaku ‘diprakarsai’ oleh orang terdekat yang menyayangi para responden WU. Sudah jelas, aturan jam malam paling banyak diberlakukan oleh orang tua pada anaknya. “Kalau sampai kelewat jam, pernah sampe nggak dibukain pintu,” kenang Roesmala asal FF mewakili 55,34% responden yang diatur jam malamnya oleh orang tua. Menurut Liedya Felicia Chandra, orang tua memang sewajarnya melakukan hal tersebut untuk mendisiplinkan anaknya. “Bukti rasa sayang juga, biar anak-anaknya nggak suka main kelewat waktu,” kisah dara FH ini.
Ada pula 27,18% mahasiswa yang malah memberlakukan curfew bagi dirinya sendiri. Seperti yang dilakukan Stefanus Hadi Wijaya asal FBE dalam rangka membangun kedisiplinan diri. “Waktu yang dimiliki juga jadi tidak sia-sia. Dengan pulang tidak terlalu malam, kita bisa menyiapkan segala sesuatu untuk besok dan istirahat cukup,” imbuh Soehartono, cowok asal FT.
“Selain orang tua, sebenarnya pacarku juga melarang pulang terlalu malam,” aku Gita S, arek FP berpendapat. Seperti Gita, 10,19% responden memiliki jam malam yang dibuat oleh pacar dengan alasan menjaga diri. “Bagus kan, itu tandanya perhatian,” sambung Ferdy asal FBE.
Pengalaman menarik juga dialami oleh Merry Enike, gadis manis FF saat pulang kemalaman. “Karena melanggar jam malam kos-kosan, aku sampe manjat pintu pagar supaya bisa masuk kos,” cuapnya mewakili 7,29% responden yang memiliki jam malam dari kos.
46,94% lain yang mengaku tidak punya jam malam punya pendapat sendiri soal aturan ini. “menurutku agak overprotective kalau sampai diberi jam malam, malah mengekang kebebasan sih,” tukas Lies Maya asal FP. (cg)