Cyber Media
Call Warta: 2981039
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Demikian untaian kata tersebut selalu mengingatkan kita untuk selalu mengenang jasa para pahlawan. Seiring waktu berganti, makna pahlawan pun mulai bergeser. Pahlawan tak lagi hanya para pejuang yang berjuang di medan laga, namun juga mereka yang mampu membawa harum nama bangsa. ”Buat saya, seorang pahlawan ya orang yang berjuang tanpa pamrih demi kebaikan bangsa dan negaranya,” ujar Yusrambono SH MSi, Ketua Departemen MKU Ubaya.
Makna tersebut tak berarti menghilangkan kecintaan pria ini pada pahlawan nasional. Buktinya, dosen yang akrab disapa Bono ini mengidolakan Soekarno sebagai pahlawan favoritnya. ”Saya sangat mengagumi jasa dan sikapnya yang sangat nasionalis. Belum lagi beliau selalu menyebut nama Indonesia di kancah internasional,” terangnya. Menurutnya, sikap mencintai Indonesia yang dimiliki Bung Karno lah yang wajib dimiliki setiap anak bangsa. Namun sayangnya, justru kecintaan tersebut makin terkikis seiring bergulirnya zaman.
Pahlawan secara dinamis bisa ditemui dalam lingkup paling kecil sekalipun, seperti dalam keluarga. Itulah mengapa setiap orang pasti memiliki pahlawan favoritnya sendiri. ”Buat Ubaya, pahlawannya ya para pendiri Ubaya dulunya,” tutur Bono. Sosok pahlawan pun menjadi penting sebagai cermin teladan dalam berpikir dan bertindak.
Lunturnya kecintaan akan Indonesia pun menjadi isu yang harus mulai dikhawatirkan. Sebab, bila generasi bangsa tak lagi mencintai negaranya, sama saja mereka tak memiliki jati diri. ”Itulah mengapa penting bagi generasi muda berkaca pada pahlawan pendahulu, menghayati sikap dan kepribadian mulia yang dimiliki pahlawan,” pungkasnya.
Menurut Bono, ada banyak faktor yang menyebabkan lunturnya kecintaan masyarakat pada negaranya. Antara lain adalah sikap dari pemerintah sendiri yang sering kurang tegas. Akibatnya, masyarakat menjadi malas untuk peduli pada negaranya dan melimpahkan segala tanggung jawab pada pemerintah. ”Tidak mungkin seluruh tanggung jawab hanya digantungkan pada pemerintah,” tegasnya.
Bono pun mengajak seluruh generasi muda untuk menumbuhkan lagi kecintaan pada Indonesia dengan mulai menghormati pahlawan. Sikap mendukung sekaligus kritis pada permasalahan negara juga harus dipupuk untuk kemajuan Indonesia. ”Jika tidak ada yang memikirkan kepentingan bangsa, mau jadi apa negara ini? Ayo, mulailah berpikir untuk Indonesia,” ajak Bono. (mei)